Jumat, 10 Juli 2009

Banyak Orang Meragukan Bahaya Rokok!

Share Berbagilah kebaikan dengan mensharing artikel ini melalui FB anda.

Sebagian besar masyarakat kurang percaya, kalau rokok berbahaya bagi kesehatan, karena reaksi penyakit yang ditimbulkan dari nikotin tembakau itu cukup lama yakni berkisar antara 20 sampai 25 tahun.

Perokok baru merasakan akibat nikotin tembakau itu,bila sejak usia 18 tahun mulai merokok sampai umur di atas empat puluh, baru penyakit dideritanya mencapai medium empat(Kronis), kata Dr Widyastuti Soerojo MSc di Jakarta.

Menurut dia, hampir separuh masyarakat mengatakan peringatan kesehatan di bungkus rokok tidak terbukti, sedangkan 26 persen lainnya berpendapat tidak memotivasi dan seperempatnya tidak peduli lagi dan terlanjur ketagihan.

Padahal peringatan kesehatan di bungkus rokok merupakan satu-satunya sarana edukasi yang efektif dan murah dapat menjangkau masyarakat luas.

Studi di berbagai negara membuktikan, bahwa peringatan kesehatan dalam bentuk

gambar bisa meningkatkan kesehatan masyarakat tentang hubungan merokok dengan dampak kesehatan yang bisa mengubah perilaku merokok.

Empat negara Asean yang telah memiliki Undang-Undang(UU) tentang peringatan kesehatan berbentuk gambar di bungkus rokok antara lain Malaysia dan Brunai.

Sementara rokok produksi Indonesia yang diekspor ke negara-negara tersebut, mengikuti aturan mencantumkan gambar sebagai peringatan kesehatan di bungkusnya.

Masyarakat Indoneisa mempunyai hak yang sama dengan masyarakat di negara lain atas informasi yang jelas dan benar tentang bahaya rokok tersebut.

Menurut catatan jumlah perokok di Indonesia saat ini sekitar 60 juta orang atau nomor tiga terbesar di dunia. Prevalensi merokok cendrung meningkat dari tahun ke tahun.

Dua dari tiga laki-laki adalah perokok aktif sekitar tahun 2001, rokok diperkirakan menyebabkan berbagai penyakit dan kematian 427.948 orang per tahun atau 1.172 orang per hari.

Rokok menyebabkan berbagai penyakit dan kematian dini, separoh kematian akibat rokok berada pada usia produktif,, sehingga jumlah penderita kanker paru di Rumah Sakit Umum Persahabatan(RSUP) menunjukkan peningkatan drastis selama empat tahun terakhir periode 2003-2007, kata Widyastuti ahli kesehatan masyarakat itu.

Ahli paru Dr Prasenohadi PhD,SpP mengatakan, kecenderungan umur mulai merokok di Indonesia menjadi semakin muda dari rata-rata 19 tahun pada tahun 1995 menjadi rata-rata usia 17 tahun di tahun 2004.

Akibatnya usia penderita kanker dan paru juga cenderung makin muda, demikian juga pengaruh asap rokok terhadap ibu hamil sangat membahayakan generasi yang akan dilahirkan, katanya dalam diskusi interaktif pengakuan korban asap rokok di Hotel Kemang Jakarta.

Ahli Obstetrik dan Ginekologi Prof DR FA Moeloek Sp OG, mengatakan anak yang dilahirkan dari ibu hamil yang selalu menghirup asap rokok, berpengaruh besar pada otak dan IQ menjadi rendah.

Ahli jantung RS Harapan Kita Prof Dr Budi Setyanto Sp.JP mengatakan,asap rokok bertanggung jawab pada penyakit jantung, sedangkan peringatan kesehatan yang ada sekarang belum memotivasi masyarakat untuk menghindari rokok.

"Kita bersama-sama menyatukan tekad untuk menekan jumlah korban nikotin rokok yang makin membahayakan generasi bangsa," katanya.


Sumber : Antara

.::Artikel Menarik Lainnya::.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar