Kamis, 30 Juli 2009

Hamil di Atas Usia 40 Tahun Berpeluang Down Syndrome

Share Berbagilah kebaikan dengan mensharing artikel ini melalui FB anda.

DALAM dunia kedokteran, satu dari seribu kelahiran hidup diyakini mengalami down syndrome. Ini berlaku pada ras manapun. Biasanya, peluang terjadinya down syndrome terjadi pada ibu yang hamil di atas usia 40 tahun. “Peluang untuk terjadinya down syndrome akan besar jika dalam silsilah keluarga terdapat orang yang mengalami kelainan ini,” kata Dr Dedet Sp.A, dokter spesialis anak di RSUD Sudarso Pontianak.Di jelaskannya, down syndrome merupakan kelainan kromosom yakni terbentuknya kromosom 21 (trisomy 21). Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr John Longdon Down.

Secara umum, kata Dedet, ciri-ciri yang tampak pada seseorang yang terkena down syndrome antara lain bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar. Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia). Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk

lipatan (epicanthal folds). “Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar. Lapisan kulit biasanya tampak keriput (dermatoglyphics),” jelasnya kepada Pontianak Post, Sabtu (25/7) kemarin.

Pada bayi baru lahir, kelainan dapat berupa Congenital Heart Disease. Kelainan ini yang biasanya berakibat fatal dimana bayi dapat meninggal dengan cepat. Pada sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada esophagus (esophageal atresia) atau duodenum (duodenal atresia).Down syndrome dapat dicegah. Caranya dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. “Khusus untuk ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan down syndrome, atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun, mereka harus dengan hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki resiko melahirkan anak dengan down syndrome lebih tinggi,” terangnya.(go)

pontianakpost.com

.::Artikel Menarik Lainnya::.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar