Tampilkan postingan dengan label Emas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Emas. Tampilkan semua postingan

Minggu, 30 September 2012





JAKARTA: Keinginan Dana Pensiun untuk memperluas portofolio investasi pada emas terbentur masalah fundamental, yaitu ketiadaan pasar spot logam mulia di Indonesia.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sulit mengeluarkan izin bagi perluasan investasi pada emas apabila pasar spot tersebut tidak terpenuhi.

Dumoly F. Pardede, Kepala Biro Dana Pensiun Bapepam-LK, mengatakan pasar emas yang memiliki standar yang jelas di Indonesia, hanya pada bursa komoditi dengan sistem jual beli kontrak berjangka.

"Sayangnya, hingga saat ini Dapen tidak boleh melakukan investasi pada kontrak berjangka karena asetnya dihitung secara riil, bukan dihitung dengan penerimaaan di masa depan," ujarnya Senin (1/10).

Di luar itu, lanjutnya, belum ada pasar spot emas yang memiliki standar yang jelas. Hal ini terlihat dari berbagai macam emas yang beredar di masyarakat memiliki kadar kandungan serta warna yang berbeda-beda.

Adapun PT Aneka Tambang (Antam) yang memproduksi logam mulia dengan standar yang
tinggi, juga tidak bisa dijadikan acuan satu-satunya. "Karena Antam itu bukan pasar, dia hanya produsen dan penjual emas. Kalau kami jadikan Antam sebagai pasar maka bisa hancur pedagang emas lainnya," ujarnya.

Dumoly menambahkan kewenangan untuk membentuk pasar spot emas bukan berada pada Bapepam-LK, namun Kementerian Perdagangan. Atas dasar itu, Bapepam-LK belum bisa memastikan untuk menerbitkan izin bagi Dana Pensiun untuk berinvestasi pada emas.

Sebelumnya, Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) menyelenggarakan seminar untuk membahas alternatif investasi, termasuk pada portofolio emas. Djoni Rolindrawan, Ketua ADPI, mengharapkan regulator membuka keran izin agar Dapen bisa berinvestasi pada emas 5% hingga 10% dari total portofolio.

Menurut dia, emas memiliki keuntungan yang tinggi sebagai investasi jangka panjang. Selain itu, risikonya juga terukur sehingga dapat diantisipasi "Namun kami paham emas itu tidak memiliki multiplier effect bagi ekonomi karena cuma disimpan saja," ujarnya. (faa)

bisnis.com
baca selanjutnya »»

Rabu, 29 Agustus 2012

Faktor Pengaruh naik Turunnya Harga Emas



1.Perubahan kurs
Melemahnya kurs dollar AS biasanya mendorong kenaikan harga emas dunia. Hal ini karena jatuhnya nilai mata uang dollar membuat harga emas menjadi lebih murah dalam mata uang lain sehingga umumnya mendorong adanya kenaikan permintaan emas, terutama dari sektor industri perhiasan. Di Indonesia, pada pertengahan tahun 2001, ketika mata uang rupiah mengalami penguatan yang cukup signifikan, harga emas logam mulia (LM) pun menurun. Demikian pula ketika rupiah melemah, harga emas LM pun meningkat. Di awal tahun 2003, perbedaan kurs USD/IDR (dollar AS terhadap rupiah) dengan harga emas LM semakin melebar karena di samping harga emas di pasaran dunia tinggi, nilai dollar AS pun melemah.

2.Situasi politik dunia
Kenaikan harga emas pada akhir tahun 2002 dan awal tahun 2003 terjadi sebagai dampak dari akan dilakukannya serangan ke Irak oleh sekutu yang dikomando AS. Pelaku pasar beralih investasi dari pasar uang dan pasar saham ke investasi emas sehingga permintaan emas melonjak tajam.
Dibandingkan investasi di pasar saham yang cenderung menurun, saat ini tingkat keuntungan yang didapat sekitar 5 persen per tahun, investasi emas dapat menghasilkan tingkat keuntungan sekitar 15 sampai 20 persen per tahun. Walaupun saat ini harga emas sedang terkoreksi, belum adanya titik terang penyelesaian antara AS dan Irak membuat harga emas berpotensi kembali menguat sampai masalah selesai. Saat ini pengaruh terbesar pergerakan harga emas adalah situasi politik dunia.
Faktor lain yang juga dapat dipertimbangkan sebagai hal yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas, sbb :
Suplai dan permintaan
Salah satu contoh hal yang dapat mempengaruhi suplai dan permintaan (supply and demand) dari emas adalah seperti kejadian pada pertengahan tahun 1980. Pada saat itu, penjualan forward oleh perusahaan pertambangan selalu dipersalahkan atas
terjadinya kenaikan pada harga emas. Dalam kerangka bisnis, sebenarnya perilaku perusahaan pertambangan tersebut masuk akal. Dengan melakukan penjualan forward ketika harga emas menguat, mereka dapat mengamankan harga output tambang pada harga yang cukup menarik.
Contoh lainnya, kasus pada pertengahan tahun 1998 di mana harga emas terus merosot. Saat itu, bank-bank sentral di Eropa menyatakan akan mengurangi cadangan emasnya sehubungan rencana pemberlakuan mata uang euro. Harga emas langsung anjlok di sekitar 290 dollar per troy ounce.

3. Situasi ekonomi
Sekitar 80 persen dari total suplai emas digunakan industri perhiasan. Konsumsi perhiasan merupakan pengaruh yang besar pada sisi permintaan.
Ketika kondisi ekonomi meningkat, kebutuhan akan perhiasan cenderung naik. Namun, dari data statistik terlihat kebutuhan akan perhiasan lebih sensitif terhadap naik turunnya harga emas dibanding kan meningkatnya kondisi ekonomi.
Jatuhnya tingkat kebutuhan perhiasan pada masa resesi di tahun 1982-1983 terutama akibat naiknya harga emas secara simultan. Jatuhnya tingkat kebutuhan perhiasan di masa resesi awal 90-an lebih selaras dengan hal di atas, pada saat itu harga emas menjadi turun.
Situasi ekonomi yang tidak menentu dapat mengakibatkan inflasi tinggi. Emas biasa digunakan sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi. Manfaat ini sudah dirasakan investor sejak lama. Dengan emas, investor mendapat perlindungan sempurna terhadap merosotnya daya beli. Ketika tahun 1978-1980 harga emas sedang booming; sementara inflasi di AS naik dari 4 persen menjadi 14 persen, harga emas naik tiga kali lipat.
Akan tetapi, sejak saat itu, emas tidak lagi terlalu efektif secara sempurna digunakan sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi. Di Indonesia, dari data yang didapat, tingkat inflasi tidak mempengaruhi harga emas. Harga emas lebih banyak dipengaruhi kurs rupiah terhadap dollar.

4. Suku bunga
Ketika tingkat suku bunga naik, ada usaha yang besar untuk tetap menyimpan uang pada deposito ketimbang emas yang tidak menghasilkan bunga (non interest-bearing). Ini akan menimbulkan tekanan pada harga emas. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga emas akan cenderung naik.
Secara teori, jika suku bunga jangka pendek naik, harga emas turun. Di Indonesia teori ini tidak selalu berjalan.
Pada tahun 1998, karena nilai tukar rupiah merosot tajam terhadap mata uang dollar AS, pemerintah menaikkan tingkat suku bunga secara signifikan. Harapannya, menahan laju kenaikan nilai tukar dollar AS. Akibatnya, walaupun tingkat suku bunga naik, harga emas juga naik.
terlihat tingkat suku bunga tidak terlalu berpengaruh pada harga emas di Indonesia. Tetapi, lebih banyak dipengaruhi harga emas dunia sehingga pengaruh nilai tukar dollar AS terhadap rupiah sangat besar.
Kebutuhan emas juga tergantung dari variasi musiman. Penjualan emas di negara industri cenderung menguat saat menjelang perayaan Natal.
Demikian juga pada hari raya Tahun Baru Cina, harga emas cenderung menguat pada awal kuartal. Permintaan biasanya cenderung melemah pada masa Ramadhan di Arab.
Dengan melihat semua aspek pengaruh pergerakan harga emas, terutama masih belum selesainya masalah AS dan Irak, harga emas masih berpotensi menguat kembali walaupun sudah ada koreksi.

Sumber : http://hargaharga.wordpress.com


baca selanjutnya »»

Senin, 16 Juli 2012

Investasi Apa yang Cocok untuk Saya? Deposito, Emas atau Saham?





Hestianingsih - wolipop

Jakarta - Saat ini semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya berinvestasi baik untuk digunakan dalam waktu dekat atau menjamin kelayakan hidup di masa depan. Namun sebagai pemula, Anda tidak bisa sembarang memilih investasi.

Salah memilih produk investasi, bukan keuntungan yang Anda dapatkan tapi kerugian, bahkan uang bisa habis tak berbekas. Untuk itu, penting untuk mengetahui hal-hal apa yang harus diperhatikan saat akan berinvestasi. Pakar keuangan Aidil Akbar Madjid berbagi tipsnya untuk Anda.

"Yang harus diingat, setiap kali mendengar kata investasi selalu pikirkan jangka panjang. Kalau mau dipakai hanya untuk 3-6 bulan sebaiknya jangan investasi, masukkan saja ke tabungan," ujar Aidil dalam diskusi 'Smart Investing, Everyone Can' bersama Mandiri Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia, Kamis (12/07/2012) di The Only One Club, FX Center, Sudirman, Jakarta.

Mengapa harus jangka panjang? Karena apapun bentuk investasinya, ketika nilainya tiba-tiba anjlok Anda tidak dapat menggunakan uang yang sudah ditanam sama sekali. Tak hanya itu, Anda pun perlu tahu, dana yang akan diinvestasikan akan dipergunakan untuk keperluan apa dan kapan. Pertimbangan itu akan menentukan jenis investasi yang sebaiknya dipilih.

Aidil menjelaskan, dana investasi harus dibedakan ke dalam tiga bagian. Apa sajakah itu?

1. Investasi Jangka Pendek
Merupakan investasi di bawah satu tahun, dan umumnya untuk digunakan dalam waktu dekat. Anda bisa memilih produk-produk perbankan seperti tabungan, deposito, dan yang sedang marak dilirik dalam tiga tahun terakhir ini adalah logam mulia atau emas.

"Untuk investasi jangka pendek yang diperlukan adalah produk-produk keuangan yang relatif stabil, aman dan kalau bisa tidak ada risikonya. Kita cari produk yang naik turunnya tidak terlalu drastis. Misalnya Anda ingin siapkan dana untuk menikah dalam setahun ke depan. Jangan masukkan dalam produk jangka panjang karena ketika sahamnya jeblok, malah tidak bisa nikah," jelas Aidil.

2. Investasi Jangka Menengah
Investasi antara satu sampai lima tahun, termasuk dalam jangka menengah. Anda bisa menggunakan pilihan obligasi, bisa obligasi pemerintah maupun obligasi swasta. Logam mulia juga bisa jadi pilihan produk untuk investasi jangka menengah.

"Misalnya Anda mau menggunakan dana untuk menikah sekitar dua sampai tiga tahun lagi, atau mau DP rumah empat tahun lagi, itu berarti jangka menengah," jelasnya.

3. Investasi Jangka Panjang
Dana yang akan digunakan dalam waktu lebih dari lima tahun ke depan, masuk dalam investasi jangka panjang. Di sini Anda bisa masuk ke pasa modal, saham atau properti yang tujuannya bisa digunakan untuk jangka panjang. Aidil menekankan, jangan sampai Anda salah memilih produk.

"Produk banyak sekali yang bisa kita pakai, jangan sampai tujuannya jangka panjang tapi pakai produk jangka pendek. Itu sama saja Anda mau ke Amerika tapi naik bajaj," terang pria yang berprofesi sebagai financial planner sejak 1994 ini.

(hst/hst)
http://wolipop.detik.com

baca selanjutnya »»

Kamis, 14 Juni 2012

Kami membantu anda untuk dapat berinvestasi Logam Mulia



Mengapa kita harus berinvestasi emas,

1. Karena emas mempunyai nilai yang stabil,
2. Tidak terpengaruh oleh inflasi, semakin tinggi inflasi semakin tinggi nilai emas
3. Bebas pajak untuk emas batangan
4. Diterima oleh semua orang di dunia
5. Semakin lama disimpan nilainya semakin naik
6. Tidak terpengaruh kebijakan pemerintah
7. Tidak ada expired, tidak ada titik jenuh







Harga LM setiap hari mengalami perubahan.


SMS SANDI 08121586417
PIN 27b3fabd

•***** Diantar langsung khusus area Bintaro Jaya, Graha Raya Bintaro, Alam Sutra dan BSD.*****


Delivery
Pengiriman menggunakan RPX




Untuk Jabotabek,
• Nilai pesanan s/d senilai Rp. 20 juta : biaya kirim berkisar Rp. 170.000,-
• Nilai pesanan diatas Rp. 20 juta : biaya kirim + asurasni 0,5% dari nilai barang

Untuk luar Jabotabek (kota-kota lain di Indonesia
• Nilai pesanan s/d senilai Rp. 20 juta : biaya kirim berkisar Rp. 170.000,- s/d Rp. 250.000,-
• Nilai pesanan diatas Rp. 20 juta : biaya kirim + asurasni 0,5% dari nilai barang

Catatan : silahkan informasikan kepada kami kodepos alamat anda karena hal ini penting bagi kami untuk memastikan wilayah anda (alamat penerima) masuk dalam jangkauan area layanan RPX.




baca selanjutnya »»

Jumat, 27 April 2012

Investasi Dana Pendidikan dengan Emas Logam Mulia



Kontak LM
SMS SANDI 08121586417
PIN 27b3fabd

Oleh : http://bincangemas.blogspot.com/


Untuk Anda yang tidak ingin berinvestasi dengan resiko tinggi dan tidak memerlukan keahlian khusus untuk mengelolanya, Anda dapat berinvestasi dengan logam mulia.

Contoh dana investasi logam mulia

Berikut ini ada sebuah contoh menarik tentang investasi logam mulia yang bisa Anda pertimbangkan untuk inspirasi dalam merencakan pendidikan anak.

Seorang dokter spesialis sebut saja dokter AB, ingin merencanakan dana pendidikan bagi dua anaknya. Keinginannya adalah dengan menyekolahkan kedua anak tersebut dalam pendidikan dokter. Jika saat ini, untuk kuliah di kedokteran memerlukan dana setidaknya Rp 100 juta, maka kemungkinan biaya bagi kedua anaknya setelah mengalami inflasi adalah sebagai berikut.

a)Anak usia 10 tahun, maka dana pendidikan dokter 8 tahun lagi = 100 juta X (15/100)8, maka didapatkan kisaran biaya adalah Rp 305.902.286

b)Anak usia 5 tahun, maka dana pendidikan dokter 13 tahun lag i= 100 jutaX (15/100)13, maka dana yang akan didapatkan adalah Rp 615.278.762

Lalu bagaimana dokter AB, merencanakan dana pendidikan dengan investasi logam mulia? Logam mulia di sini yang dimaksud adalah emas murni.

Jika saat ini dana pendidikan dokter 100 juta, maka itu sama dengan harga 200 gram logam mulia. Contohnya,
jika saat ini harga per gram logam mulia adalah 500 ribu. Jumlah Logam Mulia= 100 juta/ 500 ribu per gram= 200 gram Logam Mulia.

Maka untuk anak pertama, dokter AB perlu menyisihkan 2,4 gram logam mulia per bulan dengan perhitungan 200 gram dibagi 7 tahun = 28,6 gram per tahunnya, sedangkan 28,6 gram dibagi 12 bulan sama dengan 2,4 gram per bulan.

Sedangkan untuk anak kedua maka diperlukan 1,39 per gram setiap bulan dengan perhitungan rumus diatas. Sehingga secara total dokter AB memerlukan 400 gram logam mulia untuk pendidikan kedua anaknya dalam menempuh pendidikan dokter.

Dokter AB dapat mencicil dengan membeli logam mulia per bulannya 3,8 gram. Atau bisa juga dengan membeli Logam Mulia di tempat penjualan emas antam terpercaya dengan uang muka sebesar 15 persen dan dapat dicicil sesua kemampuan.

Misalnya membeli 200 gram untuk anak pertama dapat dicicil dalam jangka 7 tahun, sedangkan untuk anak kedua 200 gram logam mulia dapat diangsur selama 13 tahun.

Nah, mudah sekali menginvestasikan logam mulia untuk dana pendidikan anak Anda, dan yang penting aman dan tidak terkena dampak inflasi.


baca selanjutnya »»