Kamis, 14 Juni 2012

Kami membantu anda untuk dapat berinvestasi Logam Mulia



Mengapa kita harus berinvestasi emas,

1. Karena emas mempunyai nilai yang stabil,
2. Tidak terpengaruh oleh inflasi, semakin tinggi inflasi semakin tinggi nilai emas
3. Bebas pajak untuk emas batangan
4. Diterima oleh semua orang di dunia
5. Semakin lama disimpan nilainya semakin naik
6. Tidak terpengaruh kebijakan pemerintah
7. Tidak ada expired, tidak ada titik jenuh







Harga LM setiap hari mengalami perubahan.


SMS SANDI 08121586417
PIN 27b3fabd

•***** Diantar langsung khusus area Bintaro Jaya, Graha Raya Bintaro, Alam Sutra dan BSD.*****


Delivery
Pengiriman menggunakan RPX




Untuk Jabotabek,
• Nilai pesanan s/d senilai Rp. 20 juta : biaya kirim berkisar Rp. 170.000,-
• Nilai pesanan diatas Rp. 20 juta : biaya kirim + asurasni 0,5% dari nilai barang

Untuk luar Jabotabek (kota-kota lain di Indonesia
• Nilai pesanan s/d senilai Rp. 20 juta : biaya kirim berkisar Rp. 170.000,- s/d Rp. 250.000,-
• Nilai pesanan diatas Rp. 20 juta : biaya kirim + asurasni 0,5% dari nilai barang

Catatan : silahkan informasikan kepada kami kodepos alamat anda karena hal ini penting bagi kami untuk memastikan wilayah anda (alamat penerima) masuk dalam jangkauan area layanan RPX.




baca selanjutnya »»

RPP Rokok akan Larang Jual Rokok ke Anak di Bawah 18 Tahun






Putro Agus Harnowo

Jakarta, Saat ini publik masih menunggu RPP Pengendalian Tembakau yang kemungkinan bulan depan akan disahkan. Jika sudah disahkan nantinya pedagang dilarang menjual rokok kepada remaja dan anak-anak berumur di bawah 18 tahun.

Rokok diketahui menjadi penyebab 1 dari 10 kematian di seluruh dunia dan menyebabkan 5,6 juta kematian di tahun 2006 menurut WHO.

Hal yang paling penting dalam pengendalian rokok adalah jumlah remaja yang makin banyak menjadi pecandu rokok.

Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menemukan jumlah remaja yang mencandu rokok mengalami kenaikan 2 kali lipat dari tahun 1995.

Usia anak-anak yang mulai merokok juga semakin muda. Bahkan di Youtube sudah ramai beredar bayi berumur 2 tahun yang sudah kecanduan rokok. Maka akses remaja dan anak-anak terhadap rokok adalah satu hal yang disoroti dalam RPP Pengendalian Tembakau.

"Menurut RPP Pengendalian Tembakau nanti, dilarang menjual rokok kepada remaja dan anak-anak berumur di bawah18 tahun. Harga rokok juga akan dinaikkan tapi entah pastinya berapa," kata Bambang Sulistomo, Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Politik Kebijakan Kesehatan dalam acara diskusi mengenai Konsumsi Rokok Mengancam
Bonus Demografi di Hotel Atlet Century Jakarta, Kamis (14/6/2012).

RPP ini kabarnya akan segera ditetapkan bulan depan. Dengan adanya RPP ini, diharapkan dapat mengatur konsumsi rokok di masyarakat agar tidak mengganggu orang lain yang tidak merokok.

Menepis berbagai rumor yang beredar bahwa RPP ini dianggap lebih memihak industri rokok besar dan mematikan industri rokok kecil yang banyak membuat kretek, ternyata RPP ini juga akan berlaku untuk semua jenis rokok.

"RPP tidak mendiskriminasi rokok kretek, juga tidak ada pembatasan nikotin. Pembatasan tersebut pernah ada di zaman Presiden Habibi, tapi sudah dihilangkan di zaman Gus Dur," kata Abdillah Ahsan, SE, MSE., Peneliti dari Lembaga Demografi FE UI.

Dalam RPP Pengendalian Tembakau ini, kabarnya akan memuat ketentuan untuk memperbanyak kawasan tanpa rokok, menaikkan cukai rokok dan membatasi iklan rokok. Namun yang paling penting adalah pencantuman gambar bahaya merokok sebanyak 40% pada kemasan depan dan belakang produk rokok.

Abdillah yakin bahwa RPP ini akan banyak mendapat dukungan di daerah dan masyarakat. Beberapa daerah bahkan sudah banyak yang memberlakukan perda yang melarang iklan rokok, apalagi setelah melihat rokok tak begitu banyak memberi pemasukan untuk daerah. Kebanyakan iklan rokok ini dipasang di tempat-tempat strategis, jadi akan banyak perusahaan lain yang berminat mengisi space iklan.

Namun tak bisa dipungkiri, beberapa daerah tertentu ada juga yang sangat getol menolak RPP Pengendalian Tembakau dengan alasan mengatasnamakan petani tembakau. Para petani tembakau ini takut kehilangan mata pencaharian akibat aturan yang diduga tidak memihak kepada mereka.

"Petani tembakau tak perlu khawatir. Tidak ada larangan menanam tembakau, larangan memproduksi rokok atau berjualan rokok. RPP ini sudah yang paling ringan, masa mau ditawar-tawar lagi?" kata Bambang.





(pah/ir)
detik.com
baca selanjutnya »»

Kamis, 07 Juni 2012

Redakan Stres Dengan Latihan Pernafasan





Stres adalah salah satu gangguan psikologis yang dapat menganggu aktivitas Anda. Penyebab stres bisa bermacam-macam, mulai dari tekanan pekerjaan, masalah rumah tangga, hingga masalah ekonomi dan sebagainya.


Hampir setiap hari Anda akan berhadapan dengan stres. Perlu Anda ketahui bahwa stres adalah salah satu pemicu utama meningkatnya nafsu makan berlebihan, yang dapat menggagalkan usaha Anda dalam menurunkan berat badan. Nah, agar Anda tidak makan berlebihan saat stres, Anda bisa mengatasinya dengan latihan pernafasan.

Latihan pernafasan merupakan metode bernapas dengan cara tertentu untuk meningkatkan dan memperbaiki kinerja sistem pernafasan (respirasi). Latihan ini berperan dalam memperbaiki kinerja paru-paru dalam menyerap oksigen secara optimal. Penelitian menyebutkan bahwa melakukan latihan pernafasan selama 30 detik sampai dengan 2 menit lima kali sehari yang dilakukan secara rutin dalam waktu 12 pekan dapat meningkatkan kinerja paru-paru sebanyak 10 %.

Tak hanya berguna untuk meredakan stres, latihan pernafasan juga dapat meningkatkan energi, menstabilkan tekanan darah, membantu mengeluarkan racun dalam tubuh melalui urin, keringat, dan sebagainya serta meningkatkan kesehatan sistem pencernaan. Tak perlu tempat atau waktu khusus untuk melakukan latihan ini. Anda bisa melakukannya di mana saja dan kapan saja.

Cara melakukan latihan pernapasan
Melakukan latihan pernafasan tidaklah sesulit yang Anda bayangkan. Bahkan Anda bisa melakukan latihan ini ditengah kesibukan Anda. Caranya mudah, yaitu, Anda cukup duduk dalam posisi yang nyaman, tutuplah kedua mata Anda. Tarik napas dalam-dalam melalui hidung dan tahan selama lima detik, kemudian keluarkan secara perlahan dari mulut selama tujuh detik. Ulangi hingga 4-5 kali. Anda juga bisa melakukan latihan ini dengan cara lain yaitu, ambil napas dalam-dalam dari hidung, tahan 5 detik kemudian hembuskan melalui mulut dengan mengeluarkan suara, dan rasakan manfaatnya bagi kebugaran Anda.

Lakukan latihan pernafasan setiap kali Anda mengalami stres, panik, gugup, dan kondisi lain yang membuat Anda tidak nyaman. Latihan pernafasan juga baik untuk menjernihkan pikiran, merelaksasi tubuh, dan meningkatkan konsentrasi Anda. Mari biasakan hidup sehat dengan rajin melakukan latihan pernafasan.
Artikel Terkait

duniafitnes.com

baca selanjutnya »»

Cara Membedakan Roti Berpengawet Dengan yang Tidak








Penggunaan bahan pengawet dalam makanan kini semakin marak saja. Padahal, penggunaan bahan pengawet dalam jangka panjang bisa menimbulkan kanker.

Beberapa hari belakangan ini banyak beredar info tentang bahaya roti bakery karena mengandung banyak pengawet. Jangan panik dulu! Tidak semua roti berbahaya. Karena itu ketahui tips membedakan roti yang mengandung banyak bahan pengawet?

Hampir semua produk industri masa kini tidak ada yang bebas dari zat aditif (tambahan) dan zat pengawet. Keduanya telah digunakan dalam industri makanan, obat dan kosmetik selama ratusan tahun.

Zat pengawet adalah salah satu zat aditif yang tentu saja dipakai untuk membuat suatu produk tidak cepat rusak karena gangguan jamur, bakteri atau mikroba lainnya.

Ir Chandra Irawan, MSi, pakar kimia pangan dan gizi dari Akademi Kimia Analis Bogor menuturkan, sebagian produsen 'nakal' memang suka memasukkan zat pengawet seperti Calcium Propianate dan Potassium Bromate secara berlebihan ke dalam adonan roti. Pengawet ini biasanya ditambahkan agar roti lebih tahan lama dan tampilan selalu menarik.

Potassium Bromate (KBrO3) merupakan bread improver yang biasanya ditambahkan pada roti dan tepung, yang berfungsi sebagai pengembang adonan roti, membuat roti lebih kuat dan lebih elastis.

Tapi Potassium Bromate dianggap karsinogen (pemicu kanker) oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (Agency for Research on Cancer atau IARC) yang bisa berbahaya bila dikonsumsi, seperti diberitakan nowpublic, Rabu (2/3/2011).

Sebuah penelitian yang dilakukan Y Kurokawa, A Maekawa, M Takahashi dan Y Hayashi dari Division of Toxicology, National Institute of Hygienic Sciences, Tokyo, juga telah menemukan bahwa KBrO3 dapat menginduksi tumor sel ginjal, mesotelioma dari peritoneum, dan sel tumor follicular tiroid, seperti diberitakan ncbi.nlm.nih.gov.

Secara teori, substansi pengawet ini seharusnya keluar dari adonan roti selama dipanggang, tetapi jika terlalu banyak ditambahkan atau jika roti tidak dimasak cukup lama atau tidak pada suhu cukup tinggi, maka pengawet tersebut akan tetap bersisa pada roti.

"Pengawet itu kan fungsinya untuk membunuh mikroorganisme. Tapi kalau pengawetnya dimasukkan secara berlebihan, maka akan susah disintesis atau degradasi oleh tubuh, akhirnya terendapkan. Nah, lama-lama ini bisa memicu kanker karena kan sifatnya karsinogen," jelas Ir Chandra.

Sedangkan Calcium Propianate digunakan sebagai pengawet dalam roti dan makanan yang dipanggang lainnya. Pengawet ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri. Tapi produsen seringkali menambahkan pengawet ini secara berlebihan dalam adonan roti.

"Ya tapi tidak semua produsen seperti itu, jadi harus pintar-pintar memilih," jelas Ir Chandra.

Berikut beberapa cara yang diberikan Ir Chandra untuk membedakan roti yang menggunakan pengawet secara berlebihan, yaitu:

Masa kadaluarsa roti menjadi sangat lama dari biasanya
Tampilan roti sangat putih
Teksturnya tidak lembut dan kenyal, tetapi menjadi agak keras sehingga bisa tahan lama.

Penggunaan zat pengawet yang berbahaya dalam makanan bukanlah isu baru di dunia kesehatan. Namun, persoalan tersebut hingga kini tak kunjung mencapai penyelesaian. Hingga kini berbagai jenis makanan berbahan pengawet masih banyak dijumpai. Ironisnya, tak sedikit dari makanan tersebut biasa dikonsumsi anak-anak.

“Pada makanan untuk anak-anak banyak dijumpai penggunaan pewarna, pemanis, pengawet, kandungan mikroba, dan adanya logam berat Cu dan Pb,” ujar Ahli Gizi Ida Ruslita Amir SKM MKes saat dijumpai pada acara jumpa media bertema “Kota Besar Minim Tempat Bermain Umum yang Layak bagi Anak”.

Banyak dalih yang digunakan sebagai alasan penggunaan bahan pengawet. Salah satunya untuk membuat makanan lebih awet dan tahan lama. Tak ayal, bahan pengawet pun ditambahkan pada makanan yang cepat busuk, seperti daging, telur, susu termasuk sayur-sayuran,dan buah-buahan.

Ahli gizi yang juga anggota DPP Persatuan Gizi Indonesia (Persagi) mengatakan bahwa jenis bahan pengawet yang digunakan dalam setiap makanan itu berbeda-beda, bergantung pada tujuan si pembuat makanannya saja.

Beberapa bahan pengawet yang umum digunakan masyarakat misalnya saja boraks, yaitu bahan pengempal yang mengandung bahan logam berat boron, atau formalin yang kerap digunakan seperti pada mi, bakso, pempek, yang ternyata merupakan pengawet yang banyak digunakan untuk mayat.

Bahan pengawet lain yang juga sering digunakan antara lain sulfite. Semacam bahan pengawet yang biasa digunakan untuk potongan kentang goreng atau udang beku. Sedangkan nitrit, umumnya banyak digunakan untuk mengawetkan daging olahan seperti sosis dan kornet dalam kaleng serta untuk mengawetkan keju.

Selain itu, ada pula benzoat yang banyak digunakan untuk memberikan rasa awet pada minuman ringan, saus, kecap, sari buah, dan makanan lainnya. Ada pula propionat yang banyak digunakan sebagai pengawet untuk roti dan keju olahan.

Umumnya, bahan pengawet yang terkandung di dalam makanan ini akan membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba spesifik dan bisa menghambat germinasi spora mikroba, yang mengakibatkan terhambatnya transportasi zat gizi untuk kehidupan sel mikroba serta menghambat kerja enzim di dalam sel.

“Bahan pengawet tersebut dapat terakumulasi pada tubuh manusia dan bersifat karsinogenik, yang dalam jangka panjang menyebabkan penyakit-penyakit seperti kanker dan tumor pada organ tubuh manusia,” ungkapnya.

Hal senada juga dikatakan pakar pangan dari Institut Pertanian Bogor Ir Eddy Setyo Mudjajanto. Dia mengatakan bahwa apabila seseorang sering mengonsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet, secara jangka panjang bisa menyebabkan kanker.

“Kanker yang diderita pun berbeda-beda, bergantung pada jenis bahan pengawet dan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Kanker yang bisa diderita seperti kanker kulit, kanker payudara, dan lainnya,” tutur dosen jurusan gizi masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB ini. Sementara jangka pendek yang dialami apabila seseorang mengonsumsi makanan yang terpapar bahan pengawet, adalah bisa menimbulkan infeksi atau keracunan yang bisa menyebabkan iritasi kulit, sakit tenggorokan, diare, pernapasan terganggu, sakit kepala atau pusing.

“Oleh karena itu, ada baiknya untuk mengenali makanan-makanan yang mengandung bahan pengawet agar kita lebih waspada terhadap makanan yang dikonsumsi,” pesan dosen yang juga mengajar Program Keahlian Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi.

Eddy mengatakan, untuk mengenali makanan yang mengandung bahan pengawet, untuk bahan pengawet jenis formalin dan boraks bisa dilakukan dengan cara melihat tekstur dari makanan yang sudah tercampur bahan pengawet tersebut, misalnya pada pempek atau bakso, di mana tekstur dari makanan tersebut sangat kenyal.

Mengenali makanan yang sudah tercampur bahan pengawet juga bisa dikenali dari rasa, di mana rasa akhir dari suatu makanan dikatakan Eddy terdapat rasa pahit. Selain itu, makanan yang sudah tercemar akan memiliki tingkat keawetan lebih dari normal, misal pada pempek yang umumnya tahan satu hari, sedangkan pada pempek yang sudah tercampur bahan pengawet, akan lebih lama awetnya, yaitu bisa sampai lima hari.

Makanan yang sudah tercampur bahan pengawet ini dikatakan Eddy bisa dites juga dengan cara diberi kepada binatang. Sebelum binatang menyantap makanan, biasanya binatang mengendusnya terlebih dahulu. Jika makanan yang dicurigai terpapar bahan pengawet, biasanya binatang tersebut tidak mau memakannya, karena binatang sudah tahu bahwa makanan tersebut tercampur sesuatu yang berbahaya.

“Tidak ada kandungan yang bisa menghindari dampak dari bahan pengawet terhadap kesehatan, namun untuk mengurangi dampaknya bisa dengan mengonsumsi antioksidan seperti buah dan sayuran,” pesan Direktur Diploma IPB ini. (fn/dt/ok) www.suaramedia.com

sumber:www.suaramedia.com
baca selanjutnya »»