Minggu, 14 Agustus 2011

10 Faktor yang Bikin Pria Mandul




Infertilitas atau gangguan kesuburan bukan hanya masalah perempuan tapi juga laki-laki. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan gangguan kesuburan pada laki-laki yang bisa menyebabkan kemandulan. Apa saja itu?

Dalam waktu 50 tahun terakhir, diperkirakan kesuburan laki-laki telah menurun sekitar 2 persen per tahun. Sebagian besar gangguan kesuburan pada laki-laki ini disebabkan oleh pilihan gaya hidup yang salah.

Para ahli mengungkapkan bahwa ketika suatu pasangan mengalami infertilitas, maka sepertiganya disebabkan oleh perempuan, sepertiga disebabkan oleh laki-laki dan sepertiganya bisa disebabkan oleh keduanya.

Penyebab ketidaksuburan pada laki-laki bisa disebabkan oleh genetik, tapi ada juga yang berhubungan dengan gaya hidup. Berikut ini adalah beebrapa hal yang bisa meningkatkan risiko laki-laki menjadi tidak subur (infertil), seperti dikutip dari FoxNews, Senin (15/8/2011) yaitu:

1. Gangguan genetik
Sebuah mutasi genetik bisa menghilangkan lapisan karbohidrat di sekitar sperma sehingga mengurangi mobilitasnya. Jika laki-laki mewarisi dua mutasi genetik dari ibu dan ayahnya, maka kondisi ini akan membuatnya sulit menghamili pasangan.

2. Obesitas
Memiliki tubuh obesitas atau pun kelebihan berat badan membuat tubuh menjadi tidak sehat sehingga mempengaruhi fungsi dari setiap sel yang ada di dalam tubuh termasuk sperma.

3. Pekerjaan
Beberapa pekerjaan bisa mempengaruhi jumlah sperma seperti pelukis, tukang las, tukang bangunan, supir dan beberapa pekerja kantoran yang terlalu banyak duduk karena membuat suhu di skrotum meningkat.

4. Penyalahgunaan alkohol

Laki-laki yang menjadi seorang pecandu alkohol akan memiliki sel-sel normal yang 30 persen lebih sedikit di dalam air maninya.

5. Masalah seksual
Beberapa gangguan seksual yang dimiliki oleh laki-laki seperti ejakulasi dini atau disfungsi ereksi bisa membuat laki-laki sulit membuahi sel telur perempuan.

6. Merokok
Salah satu dampak negatif terbesar yang mungkin dirasakan oleh laki-laki perokok adalah motilitas sperma.

7. Kekurangan gizi
Untuk memiliki sperma yang sehat, maka dibutuhkan asupan zat gizi seperti vitamin C, zink, vitamin E dan beta karoten yang cukup.

8. Terpapar zat beracun
Sering terpapar zat beracun seperti yang terkandung dalam pestisida atau cat timbal bisa merusak sperma.

9. Menggunakan ganja atau narkoba
Laki-laki yang menggunakan narkoba seperti ganja atau yang lainnya bisa mengurangi jumlah total dari sperma serta volume dari air mani yang dimilikinya.

10. Sering memangku laptop
Jika sering menggunakan laptop, sebaiknya diletakkan di meja atau menggunakan pelapis, karena memangku laptop bisa meningkatkan suhu di skrotum yang mempengaruhi kualitas dari sperma.


detikhealth.com

baca selanjutnya »»

Sabtu, 06 Agustus 2011

6 Gerakan Ringan Agar Selalu Fit di Kantor


Hestianingsih
Terlalu lama diam dan duduk di depan meja kerja, kadang bisa membuat badan kurang fit. Apalagi bila Anda sedang menjalankan ibadah puasa, akan timbul rasa lemas dan menyebabkan Anda malas bergerak.

Tapi jangan biarkan rasa malas mencegah Anda untuk tetap fit di kantor. Anda bisa beraktivitas fisik selama di kantor, dengan latihan dan gerakan-gerakan ringan. Ini dia caranya, seperti dikutip dari Aol.

1. Adu Panco
Tantanglah teman kantor Anda untuk bertanding adu panco. Permainan adu panco bisa menguatkan otot-otot tangan. Agar lebih menarik, siapa yang kalah, harus mentraktir makan buka puasa atau nonton film setelah pulang kerja. Anda bisa melakukan kegiatan ini tiga kali seminggu.

2. Angkat Beban
Latihan angkat beban tidak hanya bisa dilakukan di gym atau rumah. Anda bisa melakukan angkat beban ringan di kantor. Simpanlah barbel dengan beban 2,5 kg, lalu gerakkan tangan Anda naik-turun sambil memegang barbel saat istirahat, atau bisa sambil berbicara di telepon.

3. Tinggalkan Meja Kerja Beberapa Waktu

Sebuah penelitian menunjukkan, duduk terlalu lama bisa meningkatkan risiko terkena penyakit yang serius hingga 40%. Bangunlah dari meja kerja Anda, luangkan waktu untuk berjalan-jalan, sit-up, melompat-lompat atau press-up jika sempat. Lakukan selama 10 hingga 15 menit, tubuh pun akan terasa segar kembali.

4. Lenturkan Tangan
Menggunakan komputer dalam waktu lama setiap hari bisa menyebabkan carpall syndrom (nyeri pada pergelangan tangan, kesemutan, atau kebas pada jari-jari tangan) bahkan sakit punggung. Untuk mencegahnya, lenturkan tangan dan lengan secara teratur, terutama di sela-sela jam kerja.

5. Jangan Selalu Gunakan Chat Online
Fasilitas chat online atau email di kantor memang memudahkan karyawan untuk berkomunikasi membahas pekerjaan satu sama lain. Tapi sebaiknya jangan selalu mengandalkan fasilitas tersebut, karena akan membuat Anda malas bergerak dan terpaku pada kursi serta layar komputer. Biasakan berbicara secara langsung, dengan menghampiri rekan kerja Anda ke mejanya. Selain memberi ruang bagi tubuh untuk bergerak, juga membuat suasana kantor lebih bersahabat.

6. Dengarkan Musik
Pekerjaan kantor terkadang bisa sangat membosankan. Nah, saat rasa jenuh mendera, pasanglah musik favorit dan bergoyanglah mengikuti iramanya. Tidak perlu malu menjadi perhatian teman-teman kantor Anda. Selama tidak menimbulkan keributan dan kebisingan yang berarti, tidak akan ada masalah. Kecuali bila Anda bekerja sebagai pialang saham, teller atau customer service.


(hst/hst)
wolipop.com

baca selanjutnya »»

Kamis, 04 Agustus 2011

Badan Kekar Tidak Mudah Kena Diabetes



AN Uyung Pramudiarja
Los Angeles, Olahraga berat seperti angkat beban memang melelahkan, tapi sebanding dengan manfaat ganda yang bisa didapatkan. Selain memperbaiki bentuk tubuh sehingga tampak lebih kekar, bonusnya adalah risiko untuk terkena diabetes berkurang.

Para peneliti dari University of California di Los Angeles mengungkap, badan kekar seperti binaragawan bisa mengurangi risiko resistensi insulin. Pada pengidap diabetes, resistensi insulin dapat memicu peningkatan kadar gula darah sehingga terjadi komplikasi.

Saat mengamati 13.600 pengunjung pusat kebugaran, para peneliti membuktikan bahwa risiko tersebut dipengaruhi oleh peningkatan massa otot. Setiap peningkatan sebesar 10 persen, risiko resistensi insulin turun 11 persen dan risiko pra-diabetes rutun 12 persen.

Seorang pakar kesehatan olahraga dari Old Dominion University, Sheri Colberg-Ochs,
PhD menjelaskan hubungan tersebut dengan menggambarkan bagaimana gula diproses di otot. Saat berolahraga, otot mengambil gula dalam bentuk glukosa untuk diolah sebagai sumber tenaga.

Hasil olahan glukosa yang kemudian disimpan di otot adalah senyawa baru yang disebut glikogen. Jika massa otot semakin besar, ruangan untuk menyimpan glikogen makin banyak sehingga gula yang diolah bisa lebih banyak dan inbi bisa mengurangi kadar gula darah.

Sebaliknya jika massa otot sedikit, glukosa tidak akan diolah menjadi glikogen karena ruang penyimpanannya terbatas. Akibatnya kelebihan glukosa akan disimpan sebagai lemak, yang jika menumpuk lama-kelamaan dapat memicu resistensi atau gangguan fungsi insulin.

Menurut Colberg-Ochs, olahraga yang paling efektif meningkatkan massa otot adalah olahraga yang melibatkan serabut otot sebanyak mungkin dalam satu gerakan. Seperti dikutip dari MensHealth.com, Jumat (5/8/2011), contohnya adalah push up atau angkat beban dengan 8-12 kali pengulangan tiap set.

(up/ir)

detikhealth.com
baca selanjutnya »»

Rabu, 03 Agustus 2011

Jangan berbuka puasa dengan yang manis

Dari Anas bin Malik ia berkata : "Adalah Rasulullah berbuka dengan Rutab' (kurma yang lembek) sebelum shalat, jika tidak terdapat Rutab, maka beliau berbuka dengan Tamr (kurma kering), maka jika tidak ada kurma kering beliau meneguk air. (Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud)

Nabi Muhammad Saw berkata : "Apabila berbuka salah satu kamu, maka hendaklah berbuka dengan kurma. Andaikan kamu tidak memperolehnya, maka berbukalah dengan air, maka sesungguhnya air itu suci."

Nah. Rasulullah berbuka dengan kurma. Kalau tidak mendapat kurma, beliau berbuka shaum dengan air.

"Samakah kurma dengan 'yang manis-manis' ?

Tidak.!! Kurma, adalah karbohidrat kompleks (complex carbohydrate) ."

Sebaliknya,
Gula yang terdapat dalam makanan atau minuman yang manis-manis yang biasa kita konsumsi sebagai makanan berbuka puasa, adalah karbohidrat sederhana (simple carbohydrate) .

Darimana asalnya sebuah kebiasaan berbuka dengan yang manis?

Tidak jelas. Malah berkembang jadi waham umum di masyarakat, seakan-akan berbuka dengan makanan atau minuman yang manis adalah 'sunnah Nabi'.

Sebenarnya tidak demikian. Bahkan sebenarnya berbuka dengan makanan manis-manis yang penuh dengan gula (karbohidrat sederhana) justru merusak kesehatan.

Sependek ingatan saya, Rasulullah mencontohkan buka shaum dengan kurma atau air putih, bukan yang manis-manis.

"Kurma, dalam kondisi asli, justru tidak terlalu manis."

Kurma segar merupakan buah yang bernutrisi sangat tinggi tapi berkalori rendah, sehingga tidak menggemukkan. Tapi kurma yang didatangkan ke Indonesia dalam kemasan-kemasan di bulan Ramadhan sudah berupa 'manisan kurma', bukan lagi kurma segar. Manisan kurma ini justru ditambah kandungan gula yang berlipat-lipat kadarnya agar awet dalam perjalanan ekspornya. Sangat jarang kita menemukan kurma impor yang masih asli dan belum berupa manisan. Kalaupun ada, sangat mungkin harganya menjadi sangat mahal.

"Kenapa berbuka shaum dengan yang manis justru merusak kesehatan?"

Ketika berpuasa, kadar gula darah kita menurun. Kurma, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah, adalah karbohidrat kompleks, bukan gula (karbohidrat sederhana). Karbohidrat kompleks, untuk menjadi glikogen, perlu diproses sehingga makan waktu.

Sebaliknya, kalau makan yang manis-manis, kadar gula darah akan melonjak naik, langsung. Bum. Sangat tidak sehat. Kalau karbohidrat kompleks seperti kurma asli, naiknya pelan-pelan.

Mari kita bicara 'indeks glikemik' (glycemic index/GI) saja. Glycemic Index(GI) adalah laju perubahan makanan diubah menjadi gula dalam tubuh. Makin tinggi glikemik indeks dalam makanan, makin cepat makanan itu diubah menjadi gula, dengan demikian
tubuh makin cepat pula menghasilkan respons insulin.

Para praktisi fitness atau pengambil gaya hidup sehat, akan sangat menghindari makanan yang memiliki indeks glikemik yang tinggi. Sebisa mungkin mereka akan makan makanan yang indeks glikemiknya rendah. Kenapa? Karena makin tinggi respons insulin tubuh, maka tubuh makin menimbun lemak. Penimbunan lemak tubuh adalah yang paling dihindari mereka.

Nah, kalau habis perut kosong seharian, lalu langsung dibanjiri dengan gula (makanan yang sangat-sangat tinggi indeks glikemiknya) , sehingga respon insulin dalam tubuh langsung melonjak. Dengan demikian, tubuh akan sangat cepat merespon untuk menimbun lemak.

Saya pernah bertanya tentang hal ini kepada seorang sufi yang diberi Allah 'ilmu tentang urusan kesehatan jasad manusia.. Kata Beliau, "bila berbuka puasa, jangan makan apa-apa dulu. Minum air putih segelas, lalu sholat maghrib. Setelah shalat, makan nasi seperti biasa".. Jangan pernah makan yang manis-manis, karena merusak badan dan bikin penyakit. Itu jawaban beliau.

Kenapa bukan kurma?

Sebab kemungkinan besar, kurma yang ada di Indonesia adalah 'manisan kurma', bukan kurma asli. Manisan kurma kandungan gulanya sudah jauh berlipat-lipat banyaknya.

"Kenapa nasi?

Lha, nasi adalah karbohidrat kompleks." Perlu waktu untuk diproses dalam tubuh, sehingga respon insulin dalam tubuh juga tidak melonjak. Karena respon insulin tidak tinggi, maka kecenderungan tubuh untuk menabung lemak juga rendah.

Inilah sebabnya, banyak sekali orang di bulan shaum yang justru lemaknya bertambah, di daerah-daerah penimbunan lemak: perut, pinggang, pantat, paha, belakang lengan, pipi, dan sebagainya. Itu karena langsung membanjiri tubuh dengan insulin, melalui makan yang manis-manis, sehingga tubuh menimbun lemak, padahal otot sedang mengecil karena puasa.

Pantas, saja kalau badan kita di bulan Ramadhan malah makin terlihat seperti 'buah pir', penuh lemak di daerah pinggang. Karena waham umum masyarakat yang mengira bahwa berbuka dengan yang manis-manis adalah 'sunnah', maka shaum bukannya malah menyehatkan kita.

Banyak orang di bulan shaum justru menjadi lemas, mengantuk, atau justru tambah gemuk karena kebanyakan gula. Karena salah memahami hadits di atas, maka efeknya 'rajin shaum= rajin berbuka dengan gula..'

Nah, saya kira, "berbukalah dengan yang manis-manis" itu adalah kesimpulan yang terlalu tergesa-gesa atas hadits tentang berbuka di atas. Karena kurma rasanya manis, maka muncul anggapan bahwa (disunahkan) berbuka harus dengan yang manis-manis. Pada akhirny kesimpulan ini menjadi waham dan memunculkan budaya berbuka shaumyang keliru di tengah masyarakat. Yang jelas, 'berbukalah dengan yang manis' itu disosialisasikan oleh slogan advertising banyak sekali perusahaan makanan di bulan suci Ramadhan.

Namun demikian, sekiranya ada di antara para sahabat yang menemukan hadits yang jelas bahwa Rasulullah memang memerintahkan berbuka dengan yang manis-manis, mohon ditulis di komentar di bawah, ya. Saya, mungkin juga para sahabat yang lain, ingin sekali tahu.

Semoga tidak termakan waham umum 'berbukalah dengan yang manis'. Atau lebih baik lagi, jangan mudah termakan waham umum tentang agama. Periksa dulu kebenarannya.

Kalau ingin sehat, ikuti saja kata Rasulullah:


"Makanlah hanya ketika lapar, dan berhentilah makan sebelum kenyang." Juga, isi sepertiga perut dengan makanan, sepertiga lagi air, dan sepertiga sisanya biarkan kosong.

"Kita (Kaum Muslimin) adalah suatu kaum yang bila telah merasa lapar barulah makan, dan apabila makan tidak hingga kenyang," kata Rasulullah."

"Tidak ada satu wadah pun yang diisi oleh Bani Adam, lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah baginya beberapa suap untuk memperkokoh tulang belakangnya agar dapat tegak. Apabila tidak dapat dihindari, cukuplah sepertiga untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya."

(HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya yang bersumber dari Miqdam bin Ma'di Kasib)


kaskus.us

baca selanjutnya »»