Dalam pengukuran poligon untuk pemetaan secara konvensional akan diperoleh data sudut, jarak, dan azimut yang akan digunakan untuk menentukan posisi koordinat (X,Y) titik kontrol terhadap referensi tertentu. Setiap kegiatan pengukuran akan selalu dihinggapi kesalahan dan kesalahan tersebut perlu adanya suatu perataan. Kesalahan tersebut dapat berupa kesalahan acak, kesalahan sistematik, atau kesalahan besar (blunder). Kesalahan acak merupakan kesalahan yang ada pada setiap pengukuran dan tidak bisa dicari besarnya. Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang mempunyai fungsi tertentu sehingga apabila fungsi tersebut dapat dirumuskan maka kesalahan tersebut dapat diestimasi besarnya dan dikoreksi. Kesalahan besar merupakan kesalahan yang umumnya terjadi akibat faktor manusia, gangguan pada alat dan alam. Secara teoritik kesalahan besar pada pengamatan dapat dihindari dengan perencanaan pengamatan yang teliti, tetapi dalam prakteknya tidak dapat sepenuhnya dihindari (Suharman, 1992).
Pada dasarnya ketelitian poligon sangat tergantung pada ketelitian saat pengukuran jarak, sudut, bentuk, dan panjang sisinya. Metode perataan untuk menghitung poligon diantaranya:
1. Metode Bowdith
Metode Bowdith adalah metode hitung poligon yang
Kelebihan metode Bowdith diantaranya:
1. tidak memerlukan peralatan hitung (komputer) dengan spesifikasi yang besar.
2. tidak memerlukan listing program dalam menyelesaikan hitungan atau mudah dalam perhitungan.
Kelemahan metode Bowdith diantaranya:
1. untuk koreksi kesalahan pengukuran sudut dibagi rata pada tiap penggal pengukuran yang ada.
2. bobot dianggap sama sehingga tidak memperhitungkan perbedaan ketelitian pengukuran.
3. tidak dapat mendeteksi kesalahan bluder.
2. Metode kuadrat terkecil
Metode kuadrat terkecil adalah suatu metode pemberian koreksi terhadap hasil ukuran yang didasarkan pada prinsip bahwa jumlah kuadrat residual pengukuran harus minimum.
Kelebihan metode kuadrat terkecil diantaranya:
1. meminimumkan residu observasi dan residu parameter sehingga jumlah residu minimal (Mikhail, 1981).
2. dengan pemberian bobot besar akan diperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian bobot kecil.
3. nilai kesalahan pengukuran dikoreksikan pada tiap pengukuran itu sendiri.
4. dapat mendeteksi kesalahan blunder.
Kelemahan metode kuadrat terkecil diantaranya:
1. memerlukan model matematik yang kompleks.
2. memerlukan alat hitung yang lebih besar (spesifikasi komputer) untuk menyelesaikan hitungan pada data besar dan juga perlu bahasa pemrograman.
Berdasarkan kelebihan dan kelemahan dari metode Bowdith dan metode kuadrat terkecil tersebut maka pada penelitian ini dilakukan pengkajian tentang koordinat poligon dan ketelitiannya hasil hitungan metode Bowdith dan hitung kuadrat terkecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar