Senin, 24 Agustus 2009

Siksa Kubur & Penderitaannya

Share Berbagilah kebaikan dengan mensharing artikel ini melalui FB anda.

Dari Barrak 'Azib:
Kami bersama Rasulullah saw mengiringi jenazah sahabat Anshar.
Setelah sampai di pemakaman beliau duduk dan kami pun duduk di sekitarnya
seperti ada burung di kepala kami. Kemudian beliau mengangkat
kepala seraya bersabda, "Berlindunglah kalian kepada Allah dari siksa
kubur!"
Beliaupun mengulanginya hingga tiga kali. Kemudian beliau
meneruskan perkataannya bahwa orang mukmin ketika akan mati didatangi
malaikat yang wajahnya putih seperti matahari. mereka duduk di depannya
sambil memegang kafan surga.

Tidak lama kemudian datang pula malaikat maut duduk di sebelahnya dan
menyeru padanya, "Hai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan
keridlaan Allah swt". Lalu ruhnya mengalir keluar seperti tetesan air,
ia diterima dan dimasukkan kafan, kemudian dibawa keluar. Baunya harum
seperti minyak kasturi untuk selanjutnya dibawa naik. Setiap melewati
kumpulan para malaikat mereka bertanya, "Ruh siapakah yang harum ini?"
Pertanyaan itu dijawab dengan ruhnya fulan bin fulan.

Hal demikian terus berlangsung hingga ke langit. Para penghuninya
menyambut baik kedatangan ruh terebut. Setiap menaiki jenjangnya,
malaikat Muqarrabun mengantarkan hingga langit ke tujuh. Allah
berfirman, "Tulislah ketentuannya di surga 'Illiyyin!". Lalu
dikembalikan ke bumi karena dari sanalah Kami ciptakan dan ke
dalamnya Kami pulangkan. Pada saatnya akan Kami bangkitkan. Maka


bergabunglah kembali ruh tersebut dengan jasadnya di dalam kubur.

Tidak lama kemudian datanglah malaikat Munkar-Nakir seraya
bertanya, "Siapakah Tuhanmu?" Dijawab: Allah Tuhanku.
"Apa agamamu?" Dijawab: Islam agamaku.
"Bagaimana tanggapanmu terhadap orang yang diutus di
tengah-tengah kamu?" Dijawab: Beliau utusan Allah.
"Dari mana pengetahuan itu?" Dijawab: Aku belajar dari kitab Allah, iman kepadanya dan
membenarkannya.

Maka datanglah panggilan, "Betul hambaku, berikan kepadanya
hamparan dan pakaian surga. Bukakan pintu yang menuju surga agar harum dan
hawanya ia nikmati. Lapangkan kuburnya sejauh mata memandang.
Lalu datanglah sesosok yang tampan lagi harum baunya dan berkata:
"Terimalah kabar gembira yang dulu dijanjikan Tuhan."
Dijawab: Siapa sebenarnya dirimu itu?
"Aku adalah jelmaan amal baikmu dulu."
Dijawab: Ya Allah, segerakan hari Kiamat agar aku dapat
cepat-cepat berkumpul bersama keluarga dan sahabat-sahabatku.

Kemudian Nabi saw melanjutkan ceritanya. Sedangkan bagi orang
kafir, ketika akan mati. Mereka didatangi oleh malaikat yang hitam
mukanya lagi hitam pakaiannya dan mereka duduk di depannya. Tidak lama
kemudian datang pula malaikat maut duduk di sebelahnya dan
berkata, "Hai ruh jahat. Keluarlah menuju kemarahan Allah. Tersebarlah
ke semua anggota tubuhnya." Lalu ruh dicabut, seperti mencabut besi
dari bulu basah. Urat dan ototnya putus-putus. Ruh itu diterima dan
dimasukkan ke dalam kain hitam untuk dibawa keluar. Baunya busuk seperti
bangkai. Lalu ruh itu dibawa naik. Setiap melewati kumpulan malaikat,
mereka bertanya, "Ruh jahat siapakah yang busuk itu?" Pertanyaan itu
dijawab dengan, "Ruh fulan bin fulan". Jawaban itu terdengar sampai ke
langit. Ketika akan masuk, pintu tidak dibukakan.

Nabi saw pun membaca ayat "...sekali-kali tidak akan dibukakan
pintu-pintu langit buat mereka. Dan tidak dapat masuk surga
kecuali jika ada unta yang masuk ke dalam lubang jarum ini (sesuatu
hal yang mustahil). Demikianlah balasan bagi orang-orang yang dhalim." (QS
al-A'raf: 40)

Lalu perintah Allah, "Tulislah ketentuannya di neraka Sijjin, dan
lemparkanlah ruh itu." Allah berfirman "Barangsiapa menyekutukan
Allah. Tidak ada bedanya seperti terjun dari langit lalu disambar
burung besar atau dibanting angin ke jurang curam sejauhnya." (QS
al-Hajj: 31)

Kemudian ruh tersebut melekat lagi ke tubuhnya di dalam kubur.
Tidak lama kemudian datang malaikat Munkar-Nakir dan memeganginya lagi
menggertak: "Siapa Tuhanmu?"
Dijawab: Aku tidak kenal.
"Apa agamamu?" Dijawab: Aku belum mengenalnya.
"Bagaimana tanggapanmu tentang orang yang diutus di tengah-tengah
hidupmu?" Dijawab: Itupun aku tidak kenal.

Maka datanglah seruan keras, "Dusta dia, hamparkan dan bukakan
pintu neraka baginya." Lalu terasalah hawa panasnya, kuburnya
menghimpit dan hancurlah tulang rusuknya. Tidak lama kemudian datang seorang
yang buruk rupa, berbau busuk dan menggertak, "Sambutlah hari buruk
bagimu. Saat yang dulu kamu membantahnya ketika diperingatkan."
Ditanyalah kepadanya, "Siapakah kamu ini?" Dijawab bahwa ia adalah perilaku
jahatnya. Lalu jenazah itu pun berkata, "Ya Tuhan, tundalah
dulu hari Kiamat. Jangan terburu-buru hari Kiamat."

Dari Abu Hurairah ra., Nabi saw bersabda,
Bahwasanya orang mukmin dikunjungi malaikat yang memegang kain
sutra berisi minyak kasturi di saat sakratul maut. Ia mencabut
ruhnya dengan pelan seperti mengambil rambut dari dalam adonan seraya
menyeru "Hai jiwa yang tenang. Pulanglah ke hadirat Tuhanmu dengan hati
puas dan diridlai Tuhan". (QS al-Fajr: 27-28)

Pulanglah dengan rahmat dan ridla Allah. Ketika ruh keluar, lalu
diletakkan pada minyak kasturi dan bunga-bunga dalam bungkusan
sutra dan ditunjukkan ke surga 'Illiyyin.

Bagi orang kafir ketika sakratul maut, malaikat membawa kain bulu
berisi api. Lalu ruh dicabut dengan sekerasnya dari tubuhnya dan
dikatakan kepadanya, "Hai jiwa yang jahat. Keluarlah menuju
kemarahan Tuhan. Menuju tempat terhina dan siksaNya." Sesudah ruh
keluar, lalu diletakkan di atas bara api mendidih, dilipat dan dibawa ke
neraka Sijjin.

Dari Abdullah bin Umar ra. katanya,
Seorang mukmin ketika masuk kubur menjadi luaslah kuburnya
hingga 70 hasta. Bunga-bunga harum bertaburan. Sutra dihamparkan baginya.
Sedikit hafalan dari al-Qur'an menjadi penerang baginya seperti cahaya
matahari, layaknya seperti pengantin baru. Tiada seorangpun yang
berani membangunkannya dari tidurnya kecuali sang kekasih
(demikianlah nikmatnya)....

Bagi orang kafir, kuburan menjadi sempit hingga tulang
rusuknya hancur ditelah. Ular sebesar leher unta menghampirinya dan
menyabit-nyabit dagingnya sampai hanya tinggal tulang belulang. Malaikat yang
buta tuli lagi bisu memukulnya dengan gada besi. Jeritannya tidak
didengar dan keadaannya tidak dilihat. Ditambah lagi hidangan siksa api
neraka pada setiap pagi dan sore.

Sehubungan dengan itu al-Faqih Abu Laits as-Samarqandiy
menegaskan bahwa barangsiapa yang menghendaki selamat dari siksa kubur, maka
lakukanlah hal di bawah ini secara berkesinambungan:
1. Shalat lima waktu
2. Banyak bersedekah
3. Selalu membaca al-Qur'an
4. Banyak bertasbih (minimal lafal Subhanallah).

Dan tinggalkanlah perkara di bawah ini:
1. Dusta
2. Khianat
3. Adu domba
4. Menyisakan air kencing, seperti disabdakan oleh Nabi saw,
"Bersihkanlah air kencing dengan sebersihnya. Karena
kebanyakan siksa kubur akibat air kencing (yang tersisa, sekalipun sudah
dibersihkan)".

Rasul saw bersabda "Empat perkara dibenci Allah, yaitu:
1. Main-main ketika shalat
2. Bergurau di tengah-tengah baca al-Qur'an
3. Berkata keji ketika puasa
4. Tertawa-tawa di kuburan"

Muhammad bin as-Samak berpesan bahwa ketika melihat kuburan,
"Janganlah tenang dan diamnya kubur membujuk Anda karena tidak
sedikit orang bingung di dalamnya. Janganlah ratanya kubur menipu Anda
karena di dalamnya terdapat perbedaan yang mencolok antara penghuni
yang satu dengan yang lain. Maka bagi akal sehat, sebaiknya sering
memikirkan kuburan sebelum masuk ke dalamnya."

Sufyan ats-Tsauri berpesan, "Barangsiapa sering memikirkan
tentang kubur, pastilah ia memperoleh kebun surga. Tetapi bagi yang
melupakannya, pasti terjerumus ke jurang neraka."

Sayyidina Ali ra. berpesan dalam khutbahnya, "Hai sekalian
manusia. Pikirkanlah maut yang tidak mungkin kamu hindari. Di mana saja
engkau berada ia pasti menghampirimu. Engkau lari maka diapun
mengejarnya. Ia selalu terikat pada ubun-ubunmu. Lalu sebaiknya carilah jalan
selamat. Carilah jalan selamat. Dan cepatlah karena kubur di belakangmu
selalu mengejar. Ingatlah bahwa kubur merupakan kebun surga atau jurang
neraka. Setiap hari ia memperingatkan kita bahwa dia adalah rumah
gelap, tempat sunyi dan rumah ulat-ulat. Pikirkanlah bahwa
sesudah itu kamu masuk hari yang lebih mengerikan. Anak kecil menjadi
beruban. Orangtua menjadi bingung seperti mabuk. Para ibu lupa dengan
bayi yang disusuinya. Wanita yang hamil tapi kandungannya gugur. Suatu
kenyataan yang sulit diingkari bahwa mereka bukan mabuk akibat minuman
keras. Tetapi siksa Allah yang dahsyat lagi mengerikan. Pikirkanlah
sekali lagi bahwa setelah itu akan terjadi kobaran api neraka yang
sangat panas lagi curam. Dengan besi sebagai perhiasan, darah
bercampur nanah yang mengalir darinya. Jauh dari rahmat Allah. Menangislah
orang Islam dan berkata bahwa di samping itu terdapat surga seluas langit
dan bumi bagi orang yang bertakwa. Mudah-mudahan Allah menyelamatkan
kami dari azab yang pedih dan memasukkan kami ke dalam surga kenikmatan.
Amin."

Pesan Usayid bin Abdurrahman:
Aku memperoleh kabar bahwa seorang mukmin yang meninggal
ketika dibawa dalam keranda berkata, "Cepatlah membawaku dalam keranda ini."
Dan setelah masuk kubur tanahnya berbicara, "Aku senang ketika
kamu hidup di atasku." Tetapi saat seorang yang kafir meninggal, dirinya
berkata, "Pulangkan aku ini", katanya di dalam keranda. Setelah masuk
kubur, tanah pun mengomel, "Sejak dulu aku benci padamu ketika kau
hidup di atasku. Lebih-lebih sekarang setelah kau mati, aku tidak
habis-habisnya membencimu."

Bahwasanya Utsman bin Affan ra. menangis ketika berdiri di
atas kubur. Seseorang bertanya padanya, "Mengapa Anda menangis karena kubur?
Ketika menerangkan mengenai surga dan neraka Anda tidak
menangis." Jawabnya, "Rasulullah saw bersabda: Kubur adalah tempat awal bagi
akhirat. Jika seseorang selamat dalam kubur maka harapan baik
baginya. Karena sesudah itu ringan baginya. Tetapi jika seseorang
celaka dalam kubur maka pertanda buruk. Karena sesudah itu sangat berat
baginya."

Abdul Hamid bin Mahmud al-Maghuli berpesan:
Aku sedang duduk bersama Ibnu Abbas. Lalu datanglah
serombongan orang yang bertanya kepadanya, "Kami jamaah haji. Salah seorang dari
kami ada yang meninggal di daerah Dzatish-shifah. Lalu kami
mengurusnya dan sewaktu menggali kubur ternyata ada ular melingkarinya.
Kemudian kami pindah ke kubur lain, ternyata ada ularnya pula. Hal ini kami
lakukan hingga tiga kali dan ternyata setiap kubur terdapat ularnya.
Lalu apa yang kami lakukan terhadap jenazah itu?" Ibnu Abbas menjawab,
"Itulah amal perbuatan sang almarhum ketika di dunia. Sebaiknya
kuburlah ular itu. Demi Allah jika bumi ini kau gali semua, pasti kau akan
menemukan ular di dalamnya." Lalu pulanglah mereka selesai menguburkan
jenazah tersebut dan mengembalikan barang bawaan (bekal) perjalanan
hajinya pada keluarganya. Rombongan itu pun bertanya pada sang keluarga
mengenai perbuatan selama hidupnya. Sang istri almarhum menjawab, "Dia
penjual gandum dalam karung. Untuk makan sehari-harinya dia ambilkan
dari karung tersebut dan menggantinya dengan tangkai-tangkai gandum
seberat gandum yang dimakannya sehari."

Abu Laits as-Samarqandiy menjelaskan perihal kisah tersebut dan
berpesan bahwa khianat adalah penyebab siksa kubur. Kisah
nyata di atas merupakan peringatan bagi kita agar tidak mudah berkhianat.
Dikatakan bahwa setiap hari bumi menyeru manusia sebanyak lima
kali, yakni:
* Hai umat manusia! Kalian hidup dan berjalan di atas punggungku.
Ke dalam perutkulah kalian mati dan dikembalikan.
* Hai umat manusia! Kalian makan di atasku. Di dalam perutku
kalian dimakan ulat.
* Hai umat manusia! Kalian bersenang-senang di atasku. Di dalam
perutku kalian akan menangis.
* Hai umat manusia! Di atas punggungku kalian bersorak sorai dan
bersedih di dalam perutku.
* Hai umat manusia! Di atas punggungku kalian berbuat maksiat dan
di dalam perutku kalian disiksa.

Amr bin Dinar bercerita bahwa ada seorang penduduk Madinah yang
memiliki saudara perempuan di sebelah kota yang sedang sakit.
Tidak lama kemudian ia meninggal. Setelah sang jenazah dikubur, sang
penduduk Madinah teringat bahwa ada sesuatu yang ikut terkubur
saat pemakaman. Kemudian dengan bantuan beberapa orang penduduk
setempat, ia menggali lagi kuburan saudaranya. Benda miliknya yang
terkubur pun diketemukannya kembali. Namun ketika ia membuka sedikit liang
lahatnya, ia melihat api yang menyala. Kemudian kuburan itu
diratakan lagi dan ia pulang dan menanyakan pada ibunya, "Apakah yang
dilakukan saudaraku semasa hidupnya?" Sang ibu menjawab, "Mengapa engkau
bertanya tentang itu padahal ia telah meninggal dunia?" Ia pun
terus mendesak ibunya agar menjawab pertanyaannya. Hingga sang ibu
menjawab, "Ia selalu mengakhirkan waktu shalatnya. Melengahkan kesucian dan
mengadu domba sesama tetangga." Itulah sebabnya mengapa ia
disiksa dalam kuburnya. Oleh karenanya barangsiapa menghendaki selamat
dari siksa kubur, maka hindarilah perilaku adu domba baik antar
tetangga maupun dengan orang lain.

Dari Barrak bin 'Azib, Nabi saw bersabda,
Ketika orang Islam ditanya dalam kubur maka mengakui tiada
Tuhan yang lain kecuali Allah dan Nabi Muhammad adalah hamba dan utusanNya.
Firman Allah: "Allah mengokohkan orang-orang yang beriman dengan
ucapan yang teguh dalam hidupnya di dunia dan akhirat." (QS
Ibrahim:27)
Keteguhan orang mukmin akan dialami dalam menghadapi tiga fase.
Rincian dari fase-fase tersebut adalah sebagai berikut:
1. Melihat malaikat maut
* Terpelihara dari kekafiran dan istiqamah dalam tauhid sehingga
saat nyawanya keluar dia tetap dalam keadaan Islam.
* Malaikat menyenangkan dirinya dengan rahmat.
* Ditujukkan tempat kediaman surganya.
2. Menjawab pertanyaan Munkar-Nakir
* Jawaban dengan ilham yang diridlai Allah.
* Tiada rasa gentar ataupun takut.
* Tidak berada dalam kubur tetapi dalam kebun surga.
3. Perhitungan amal (yaumul hisab)
* Semua pertanyaan dijawab benar dengan ilham Allah
* Perhitungannya ringan dan mudah.
* Semua dosa dan kesalahannya diampuni.
Namun beberapa ulama menyatakan bahwa fase-fase tersebut
terdiri dari empat, yaitu maut, kubur, perhitungan, dan fase shirat (meniti
jembatan dengan secepat kilat).

Pertanyaan dalam kubur.
Seandainya orang bertanya mengenai pertanyaan-pertanyaan dalam
kubur seperti apakah bentuknya. Maka berikut adalah beberapa pendapat ulama:
* Setengahnya menyatakan bahwa pertanyaan ditujukan pada ruh
(jiwanya). Ketika itu jiwa masuk raga namun hanya sampai di dada.
* Setengah lainnya mengatakan bahwa ruh berada di antara raga dan
kafan pembungkus.

Pertanyaan-pertanyaan dalam kubur hendaknya diterima dengan
penuh iman tanpa banyak perdebatan tentang tata caranya. Umumnya ada dua
faktor penyebab mengapa orang dapat membantah mengenai pertanyaan
dalam kubur tersebut, yakni:
* Pernyataan kubur tidak masuk akal karena bertentangan dengan
sunnatullah (hukum alam).
* Tidak adanya bukti atau dalil bahwa pertanyaan kubur diterima
akal sehat dan sejalan dengan hukum alam.

Kemudian jika kedua faktor tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk membantah ataupun menolak mengenai adanya pernyataan dalam
kubur. Hal ini berarti dia bukanlah orang yang beragama.
Karena orang yang beragama Islam yang beriman, dituntut oleh imannya untuk
mengakui adanya kenabian dan mukjizat. Para Nabi mulai dari Adam as.
hingga Muhammad saw. adalah manusia biasa dan berperilaku serupa. Tetapi
mereka memiliki berbagai keistimewaan yang bertentangan dengan
sunnatullah. Bukan hanya mukjizat seperti tongkat yang berubah
menjadi ular, tongkat yang membelah lautan, tongkat yang menyemburkan
mata air dari batu oleh Nabi Musa as, api yang mendingin bagi Nabi
Ibrahim as.,maupun kemampuan menghidupkan orang mati bagi Nabi Isa. Kesemua
mukjizat tersebut tidak ada yang mampu dinalar oleh akal manusia.
Bahkan kenabian pun bertentangan dengan hukum alam karena
wahyu yang mereka terima terkadang langsung dari Allah swt lewat mimpi
ataupun lewat perjumpaan dengan malaikat. Tidak semua manusia mampu
menerima wahyu, bahkan harusnya binasa jika mengikuti hukum alam.
Tetapi para Nabi adalah manusia terpilih, kuat dan tangguh. Mengenai bukti
atau dalil tentang adanya pertanyaan kubur sudah cukup memadai dari
hadits-hadits Nabi yang termuat dalam kitab ini. Hal tersebut
merupakan landasan kuat untuk berpijak bagi orang yang mau
beriman.
Firman Allah: "Barangsiapa berpaling dari peringatanKu, maka
penghidupan yang sempit akan menimpanya (termasuk siksa--atau
berupa pertanyaan dalam kubur menurut penafsiran para ahli tafsir)
dan kelak di hari Kiamat Kami akan kelompokkan mereka dalam keadaan
buta." (QS Thaahaa: 124)

Adapun bukti ataupun dalil mengenai hal itu bisa kita dapatkan
dari firman Allah dalam al-Qur'an surat Ibrahim ayat 27 yang telah
tertera di atas. Penjelasan dalam hadits antara lain sebagai berikut.
Abu Laits as-Samarqandiy meriwayatkan dari Said ibn Musayyah,
dari Umar ra., Nabi saw bersabda,
"Ketika mukmin masuk kubur, datanglah dua malaikat untuk
mengujinya, mendudukkan dan mengajukan pertanyaan kepadanya. Padahal ia masih
mendengar suara sandal pengantarnya yang pulang dari melawat
jenazah tersebut. Lalu kedua malaikat bertanya, "Siapa Tuhanmu? Apa
agamamu? dan siapa nabimu?" Jawabnya, "Allah Tuhanku, Islam agamaku dan
Nabi Muhammad saw nabiku." Kata kedua malaikat, "Yang mengokohkanmu
pada ucapan itu adalah Allah dan kamu boleh tidur nyenyak."
Demikian arti firman Allah (QS Ibrahim: 27). Bagi mereka yang aniaya, Allah
tidak memberi petunjuk dengan taufikNya dan disesatkan. Sehingga ketika
mereka menerima pertanyaan dari malaikat tentang ketiga hal di
atas, mereka menjawab dengan, "Tidak tahu." Menerima jawaban
tersebut, kedua malaikat berkata, "Tidak tahu? Terimalah pukulan gada ini!" Maka
dengan pukulan tersebut sang jenazah menjerit hingga semua
makhluk mendengarnya kecuali manusia dan jin.

Dari Abu Hazim, dari Ibnu Umar ra., Rasul saw bersabda,
"Wahai Umar, apa yang kau lakukan ketika malaikat berdua
(Munkar-Nakir) datang mengujimu di kubur. Rupa kedua malaikat
adalah hitam semu biru, siungnya mengguris bumi, rambutnya panjang dan
suaranya sekeras petir. Matanya pun seperti kilat menyambar."
Umar balik bertanya, "Ya Rasul, sadarkan pikiranku saat itu seperti
sekarang?" Rasul menjawab, "Ya, kau sadar seperti saat ini."
Umar pun menyahut, "Kalau begitu saya akan atasi keduanya dengan izin
Allah swt." Rasul saw pun bersabda, "Umar adalah orang yang diberi
taufik (oleh Allah)."

Dari Abu Hurairah, Rasul saw bersabda,
Setiap jenazah akan mendengkur yang akan terdengar oleh semua
hewan kecuali manusia. Jika manusia mendengarnya, maka mereka pasti
akan pingsan. Lalu ketika sang jenazah diantar ke pemakaman, ia
mengatakan, "Percepat langkahmu, jika kalian tahu balasan amal baik di
depanku, pasti kalian akan mempercepatnya." Hal itu berlaku bagi orang
yang baik. Sedangkan bagi orang yang jahat ketika jenazahnya
diantar ke pemakaman maka ia berkata, "Tidak perlu terburu-buru. Jika
kalian tahu bahaya mencekam di depanku, pastilah kalian akan memperlambat."
Sesudah masuk kubur datanglah dua malaikat yang hitam semu
biru dari arah kepalanya. Lalu ibadah (shalatnya) menolak kedatangan
mereka, "Jangan datang dari arahku. Terkadang ia terjaga semalaman
mengkhawatirkan hal seperti ini." Ketika mereka datang dari
arah kaki ditolak oleh ketaatan pada kedua orangtuanya, "Jangan lewat
arahku. Karena ia berjalan tegak mengkhawatirkan hal seperti ini."
Kedatangan malaikat dari arah kanan juga ditolak, "Jangan lewat arahku, ia
bersedekah, mengkhawatirkan hal seperti ini." Sedangkan
kedatangan dari arah kiri ditolak puasanya, "Jangan melewati aku. Karena
ia lapar dan dahaga mengkhawatirkan hal seperti ini." Kemudian sang
jenazah dibangunkan dan ditanya, "Tahukah orang yang menyampaikan ajaran
kepadamu?" Sahutnya, "Siapa dia?" "Yaitu Nabi Muhammad saw."
Jawabnya,"Aku bersaksi bahwa ia Rasul Allah swt." Malaikat berdua berkata,
"Kamu hidup menjadi orang mukmin, dan mati sebagai mukmin.
Lapanglah kuburnya dan terbukalah karomah Allah baginya. Marilah kita mohon
taufik dan benteng dari Allah. Mohon perlindungan dari nafsu
sesat lagi menyesatkan serta terlena. Mohon perlindungan dari siksa
kubur sebagaimana Nabi saw berlindung darinya."

Dari 'Aisyah ra.:
Semula aku tidak mengerti tentang adanya siksa kubur sampai
seorang wanita Yahudi datang minta sesuatu kepadaku. Setelah kuberi
sesuatu ia mendoakanku, "Mudah-mudahan Allah menyelamatkan aku dari siksa
kubur."
Aku menyangka ucapan tersebut hanyalah tipuan Yahudi hingga
akhirnya aku sampaikan hal tersebut pada Nabi saw. Beliau bersabda,
"Bahwasanya siksa kubur adalah benar. Setiap muslim harus berlindung darinya,
menyiapkan bekal amal baik secukupnya. Karena Allah masih
memudahkan amal baik selama ia hidup di dunia. Nanti kalau sudah masuk ke
dalam kubur, amal baik sedikitpun tidak akan diperkenankan Allah.
Sekalipun ia ingin melakukannya, hingga tinggal penyesalan yang tersisa.
Maka bagi akal sehat, hendaknya berpikir tentang hal itu
(kematian). Mereka yang sudah mati sangat menginginkan (jika dapat) untuk melakukan
shalat 2 rakaat, menyebut kalimat 'Laa ilaaha illallaah' sekali,
bertasbih sekali. Tetapi semuanya itu tidak diperkenankan."

Hal ini mengherankan manusia yang masih hidup mengapa hari-hari
kehidupan mereka disia-siakan untuk bermain tak berarti dan
terlena.

Hai saudaraku, jangan sia-siakan hidupmu karena kehidupanmu
adalah pokok kejayaanmu. Kamu dapat dengan mudah mengumpulkan keuntungan
sebesar-besarnya jika menghargai pokoknya. Nanti akan tiba
saatnya kamu tidak dapat melakukan hal itu karena sudah mati.
Sekalipun kamu menginginkan untuk beriman, beramal dan beribadah kepada Allah
swt.

Akhirnya marilah kita berdoa memohon taufik kepada Allah,
mempersiapkan bekal yang mencukupi di waktu sangat hajat agar
tidak menyesal di kemudian hari. Memohon agar dimudahkan ketika
sakratul maut dan di kubur. Amin. Bahwasanya Dia Yang Maha Pengasih, Maha
Mencukupi dan sebaik-baik Wakil. Tidak ada daya upaya dan
kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Agung.

http://www.sman3cmi.sch.id


.::Artikel Menarik Lainnya::.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar