Minggu, 30 Agustus 2009

Pakkat, Lalapan Berbuka Puasa yang Kaya Khasiat

Share Berbagilah kebaikan dengan mensharing artikel ini melalui FB anda.



Pada saat Ramadan tiba berbagai jenis makanan yang unik dapat ditemui. Salah satunya adalah pakkat, pucuk rotan yang menjadi lalapan berbuka puasa.

Selain mampu merangsang nafsu makan, pakkat juga diyakini sebagian orang berkhasiat mengobati berbagai penyakit.

Pakkat merupakan makanan tradisional khas Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut). Meski begitu, pakkat dapat ramai dijual di sejumlah lokasi di Medan. Salah satunya di kawasan simpang Jl Letda Sujono - Jl Pancing, Medan. Di sini dapat dijumpai sedikitnya enam pedagang pakkat. Mereka mulai membuka dagangannya sekitar pukul 15.00 WIB, khusus pada bulan Ramadan.

Sebelum dimakan, pakkat terlebih dahulu dibakar menggunakan arang batok kelapa sekitar 15 menit lamanya. Kulitnya kemudian dikupas hingga ruas bagian dalam terlihat. Pucuk rotan muda ini lazim dilalap dengan sambal sebagai lalapan.

Salah seorang penggemar pakkat, Ismail Hasibuan mengatakan, selain rasa pakkat yang lezat, pucuk rotan ini diyakini berkhasiat mengobati berbagai penyakit seperti reumatik dan maag.

“Bagus untuk beberapa penyakit. Ada yang yakin obat reumatik, darah tinggi dan ada

juga yang percaya untuk obat maag,” kata Ismail kepada detikRamadan.

Berbeda dengan Ismail, seorang ibu yang kerap datang membeli pakkat di kawasan Jl. Letda Sujono Medan, Elvi Zahara mengaku, pakkat dapat membangkitkan selera makan.

“Pucuk pakkat rasanya sedikit pahit dan agak kelat. Tapi bisa menambah nafsu makan. Pakat bisa juga dianyang atau disayur gulai,” kata Elvi.

Rahmat Siregar, salah seorang penjual pakkat menyatakan, dia meraup banyak keuntungan tiap bulan Ramadan. Ayah empat anak ini telah berjualan pakkat sejak 12 tahun lalu. Dalam sehari, Rahmat dapat menjual 500 sampai 700 batang pakkat dengan harga Rp 3 ribu per batang.

”Hasilnya lumayan untuk beli kebutuhan bulan puasa dan lebaran. Kadang dapat Rp 1 juta. Kadang bisa lebih. Ramadan tahun ini lebih laris,” kata Siregar.

Meski mendapat hasil jutaan rupiah, Siregar mengatakan, suplai pakkat sangat terbatas. Pucuk rotan sengaja didatangkan dari luar Medan seperti Padang Sidimpuan dan beberapa daerah di Tapanuli Selatan.
(rul/nwk)

detikramadhan.com

.::Artikel Menarik Lainnya::.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar