BANDUNG -- Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatroik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 Telimek LIPI), kembangkan bioelektrik atau sumber energi listrik yang berasal dari limbah organik. "Bahan bakunya menggunakan sampah organik dan kotoran sapi, diubah menjadi energi dalam reaktor. Selain untuk listrik juga bisa jadi bahan bakar kompor elpiji," kata Peneliti P2 Telimek LIPI, Yayat Sudradjat Sumarna di Bandung, Sabtu.
Bioelektrik yang merupakan hasil proses pengolahan biogas itu, memiliki potensi listrik yan cukup besar dan menjadi alternatif bagi masyarakat yan saat ini belum bisa terlayani oleh listrik dari PLN. Sebagai proyek percontohan, bioelektrik kembangan LIPI itu dilakukan di Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. Dari pemasangan tahap pertama, mampu memproduksi energi listrik sebanyak 2.000 watt."Pemakaian bioelektrik ini bisa memenuhi kebutuhan listrik
Produk bioleketrik itu setiap unitnya senilai Rp7,5 juta. Potensi pengembangannya cukup terbuka terutama di kawasan peternakan sapi, karena bahan baku biogasnya cukup tersedia. Penggunaan bioleletrik ini dalam skala kecil telah diujicobakan di beberapa daerah, khususnya yang belum terjangkau listrik dan punya potensi biogasnya yakni di Papua, Jambi dan Bali masing-masing menghasilkan listrik sekitar 700 watt."Biogas jelas lebih murah dibanding bahan bakar lainnya, terlebih di dekat peternakan sapi," kata Yayat.
Kehadiran bioelektrik yang dikembangkan LIPI disambut pemerintah dan masyarakat di Cilengkrang. Pasalnya, di daerah tersebut masih cukup banyak yang belum menikmati listrik yakni sekitar 1.700 kepala keluarga (KK). Pengembangan serupa juga dilakukan Universitas Padjadjaran Bandung yang dilakukan di Kabupaten Sumedang serta di Kabupaten Garut dengan mendorong Desa Mandiri Energi.
"Berbagai upaya dilakukan untuk memunculkan inovasi energi alternatif, termasuk melibatkan lembaga penelitian dan perguruan tinggi. Selain sumber energi dari biogas juga dikembangkan mikrohydro di beberapa kawasan selatan Jabar," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Jabar, Tahir Sastrodiningrat.
Ia menyebutkan, elektrifikasi di Jawa Barat belum tuntas, masih ada beberapa desa yang belum terambah jaringan listrik, karena faktor geografis dan medan. Namun salah satu caranya dilakukan dengan menggunakan sumber energi alternatif, termasuk menggunakan solar panel. ant/kpo
www.republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar