Penyakit Diabetes mellitus (DM) atau yang sering disebut sebagai kencing manis merupakan satu dari sekian penyakit metabolik yang prevalensinya meningkat setiap tahunnya. Jadi jangan pernah anggap remeh akan penyakit ini, karena siapapun dapat terkena penyakit ini.
Apabila seseorang sudah mengidap diabetes, maka seumur hidupnya ia akan sangat tergantung kepada obat-obatan dan tentunya harus selalu menjaga asupan makanan dan pola hidup. Data Departemen Kesehatan RI menunjukkan, prevalensi DM sekitar 1,5-2,3% dari populasi usia di atas 15 tahun.
Sedangkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan, pada tahun 1995, di Indonesia terdapat sekitar 5 juta penderita DM. Sehingga, dengan asumsi prevalensi DM 4%, diperkirakan pada tahun 2020 penderita DM di Indonesia akan mencapai 12 juta orang. Hal ini harus kita sadari sejak dini sehingga upaya pencegahan pun dapat dilakukan.
Terdapat dua tipe DM yang umum terjadi di Indonesia, pertama adalah DM yang
Tipe DM yang kedua adalah DM yang tidak bergantung pada insulin (non-insulin-dependent diabetes mellitus) akibat dari kegagalan relatif sel beta langerhans sehingga terjadi resistensi terhadap insulin (sensitifitas insulin berkurang).
Penyebab pasti dari penyakit ini tidak diketahui namun dicurigai salah satunya akibat kegemukan (overweight). Diabetes mellitus (DM) yang timbul akibat kegemukan ini biasanya terjadi pada usia lanjut atau diatas 40 tahun.
Melakukan diagnosa pada penderita DM tidaklah sulit, antara lain adanya keluhan sering buang air kecil (polyuria) terutama pada malam hari, sering merasa haus (polydipsi), sering merasa lapar (polyfagi), badan mengurus serta lemas merupakan cara kita untuk mengetahui seseorang tersebut terkena DM atau tidak. Terlebih apabila hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan angka yang melebihi 200 mg/dl, maka seseorang tersebut sudah bisa dipastikan mengidap DM.
Pencegahan DM tidaklah sulit yakni hanya dengan menjaga keseimbangan makanan (menghindari makanan tinggi lemak dan mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat) dan olahraga teratur. Penanganan terhadap penyakit DM pun tidak sembarangan. Berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah laboratorium, jika kadar gula darah mendekati angka normal, maka dokter akan menganjurkan diet rendah kalori terlebih dahulu serta olah raga teratur. Namun apabila tidak juga mengalami penurunan kadar gula darah, maka dokter biasanya akan memberikan obat oral anti diabet (OAD).
(Advetorial Indofarma)
.::Artikel Menarik Lainnya::.
- RPP Rokok akan Larang Jual Rokok ke Anak di Bawah 18 Tahun
- Redakan Stres Dengan Latihan Pernafasan
- Cara Membedakan Roti Berpengawet Dengan yang Tidak
- Efek Merokok Setelah Olahraga Bisa Lebih Berbahaya
- Jerawatan? Makan Saja Timun!
- 10 Faktor yang Bikin Pria Mandul
- 6 Gerakan Ringan Agar Selalu Fit di Kantor
- Badan Kekar Tidak Mudah Kena Diabetes
- Yuk, Makan Mangga Biar Sperma Sehat!
- 6 Cara Mudah Kurangi Kelebihan Kalori
- 8 Makanan 'Super' untuk Kesehatan Tubuh Anda
- Tips Turunkan Berat Badan Tanpa Diet dan Olahraga
- Madu Bina Apiari
- Kopi Bikin Pria Lebih Subur
- Buah dan Sayur Pelawan Kolesterol Jahat
- Anak Batuk Pilek Jangan Diberi Antibiotik
- Ceker Ayam Khasiatnya Mirip dengan Sirip Ikan Hiu
- Daging Kobe Halal Mulai Dipasarkan
- Berjalan 10 Ribu Langkah Cegah Risiko Diabetes
- Ingin Tubuh Lebih Tinggi? Coba Cara Ini
- Gowes Lebih dari 5 Jam per Minggu Turunkan Kualitas Sperma
- Jangan Tinggalkan Sarapan Bila Tak Ingin Botak
- Mentega Turunkan Kualitas Sperma
- 5 Makanan Wajib untuk Wanita
- Jus Jeruk Cegah Darah Tinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar