Tak selamanya makan daging itu berdampak negatif. Orang yang mengonsumsi daging dengan porsi tepat di usia muda akan mendapatkan massa otot yang tetap aktif di usia tuanya. Cukup makan daging sapi 2 kali dalam seminggu dan dapatkan masa tua yang mandiri.
Para penikmat daging sapi boleh senang karena sebuah studi di Jepang menyebutkan bahwa konsumsi daging sapi yang banyak terutama di usia muda dan paruh baya bisa membuat seseorang tetap aktif di masa tua dan kemungkinan berumur panjang.
Para lansia di Jepang umumnya hidup dengan aktivitas yang sangat minim selama kurang lebih 7 tahun sebelum akhirnya mereka meninggal dunia. Untuk itu, Dr Yasuyuki Nakamura dari Kyoto Women's University melakukan sebuah studi untuk mengetahui pengaruh makanan terhadap menurunnya aktivitas di masa tua.
Dalam studinya, Nakamura dan timnya meneliti beberapa makanan seperti daging sapi,
Sebagai catatan, dalam Journal Gerontology disebutkan bahwa partisipan yang mengikuti studi tersebut tidak memiliki riwayat penyakit jantung yang banyak dihubungkan dengan konsumsi asam lemak jenuh dalam daging sapi atau daging lainnya yang berwarna merah.
Selama 19 tahun, Nakamura dan rekannya meneliti aktivitas sehari-hari partisipan seperti makan, memakai baju, mandi dan aktivitas bergerak lainnya. Selama studi berlangsung, 427 partisipan meninggal dunia dan 75 lainnya menjadi lansia yang sangat bergantung pada orang lain karena tidak mampu merawat diri sendiri.
Namun Nakamura menemukan sekelompok dan beberapa lansia yang tetap aktif, mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Setelah dianalisis, mereka adalah orang-orang yang sewaktu muda atau paruh bayanya sering mengonsumsi daging sapi.
Peneliti berasumsi bahwa konsumsi daging sapi minimal 2 kali seminggu akan memperkecil risiko kerusakan fungsi organ, dan hal itu memang terbukti. Faktor lain seperti usia, jenis kelamin, konsumsi alkohol, tekanan darah tinggi, diabetes, massa otot, kolesterol dan riwayat pekerjaan juga sudah diperhitungkan dalam studi tersebut.
"Daging sapi ternyata sangat membantu para lansia mempertahankan otot-ototnya dan membuatnya tetap aktif sehingga tidak perlu tergantung pada orang lain," ujar Nakamura seperti dilansir Health24, Selasa (15/9/2009).
Detikhealth.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar