Minggu, 06 September 2009

Hati-hati, Paha Kurus Bisa Jadi Pertanda Penyakit Jantung

Share Berbagilah kebaikan dengan mensharing artikel ini melalui FB anda.

Memiliki paha ramping dan kurus sepertinya terlihat bagus, apalagi ketika memakai celana jins. Tapi jangan salah, studi terkini menyebutkan bahwa mereka yang berpaha kurus berisiko mati muda dan kena serangan jantung, baik pria maupun wanita.

Namun bukan berarti juga mereka yang berpaha besar lebih sehat. Studi yang melibatkan hampir 3.000 pria dan wanita itu berlangsung selama 12 tahun, dan dari situ peneliti menemukan bahwa ukuran paha rata-rata yang ideal adalah 60 cm.

Para peneliti dari Copenhagen University Hospital menyebutkan bahwa studi yang mereka lakukan berbeda dengan studi-studi sebelumnya yang mengaitkan penyakit jantung dengan obesitas atau indeks massa tubuh.

"Ini adalah studi pertama yang mengaitkan antara ukuran paha dengan sebuah penyakit," ujar Berit L. Heitmann,seorang profesor dari University’s Institute for Dietary Studies, seperi dikutip dari Health, Senin (7/9/2009).

Meningkatnya risiko jantung pada mereka yang berpaha kurus tidak ada hubungannya

dengan ukuran perut, obesitas, gaya hidup atau faktor-faktor lainnya seperti tekanan darah atau tumpukan lemak.

Dr. Vivian Fonseca, ketua endocrinolog dari Scott & White Memorial Clinic in Temple, Texas menyebutkan bahwa kesalahan penempatan lemaklah yang menjadi penyebabnya.

"Paha kurus mengindikasikan bahwa lemak dan otot tersimpan dalam tempat yang salah, bisa di hati atau pankreas, dan inilah yang bisa menyebabkan penyakit jantung," ujar Fonseca.

Teori yang ingin diungkap para peneliti adalah, paha kurus kemungkinan memiliki massa otot yang rendah yang bisa menyebabkan sensitivitas insulin dan penyakit jantung. Masuk akalkah? Peneliti menjawab, 'mungkin saja'.

Studi tersebut menurut Fonseca hanya ingin mengingatkan bahwa meningkatkan ukuran paha bisa lebih menyehatkan daripada memiliki paha yang kurus dan kecil.

"Jika suatu hari nanti ada bukti klinis lainnya yang menunjukkan hal seperti ini, bisa jadi terapi jenis baru untuk meningkatkan ukuran paha bisa dikembangkan untuk mengurangi risiko penyakit jantung," ujar Heitmann.

detikhealth.com

.::Artikel Menarik Lainnya::.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar