Rabu, 25 November 2009

Bila Anak Diare

Share Berbagilah kebaikan dengan mensharing artikel ini melalui FB anda.

Diare termasuk dalam penyakit "langganan" anak-anak. Hampir setiap anak pernah mengalaminya, namun tidak sedikit yang meremehkan penyakit ini. Padahal, kenyataannya diare itu bisa mematikan.

Data dari Departemen Kesehatan Indonesia menunjukkan, dari 1.000 bayi yang lahir, 50 di antaranya meninggal karena diare. Penyakit ini telah menjadi penyebab kematian balita teratas setelah Infeksi Saluran Pernapasan Akut.

Diare bukan sembarang sakit perut. Penyakit ini menyerang anak-anak karena mengonsumsi air minum yang terkontaminasi bakteri E.coli, salmonella, rotavirus, atau adenovirus. Gejala umum penyakit diare ditandai rasa mulas dan buang air besar (BAB) dengan tinja encer lebih dari empat kali sehari. Kondisi penderita diare bisa lebih parah jika cairan tubuh juga terbuang melalui mulut (muntah).

Penanganan utama penyakit diare adalah mengganti cairan tubuh yang hilang. Kekurangan cairan bisa mengurangi aliran darah ke seluruh tubuh. Bila dibiarkan, lama-kelamaan organ tubuh tak berfungsi baik sehingga bisa menyebabkan kematian.

Jika diare hanya disertai BAB, untuk penggantian cairan tubuh segeralah minum

oralit. Oralit adalah larutan yang mengandung elektrolit, asam basa, dan kalori. Ketiga komponen ini terkandung dalam cairan tubuh yang terbuang saat diare.

Pada kasus diare disertai muntah, penggantian cairan tubuh harus diberikan lewat infus. Pasalnya, minuman apa pun yang diberikan kepada penderita, pasti dimuntahkan lagi. Kalau penderita bisa minum, berilah cairan sedikit demi sedikit agar tak memicu mual.

Pada bayi yang terserang diare, pemberian air susu ibu (ASI) harus diberikan sebanyak-banyaknya sebelum Anda memberikan oralit. ASI membantu penyembuhan diare dan menggantikan cairan tubuh yang hilang.

Sedangkan pada bayi yang minum susu formula, pemberian susu bisa tetap dilakukan dengan catatan tak terjadi intoleransi terhadap susu tersebut. Pada beberapa kasus, bayi tak bisa menolerir susu sapi yang diberikan. Oleh karena itu, pemberian susu sapi bisa digantikan dengan susu kedelai atau susu sapi bebas laktosa.

Pencegahan
Diare memang berbahaya, tapi penyakit ini bisa dicegah. Kunci utama pencegahan diare adalah disiplin menerapkan perilaku bersih. Biasakan untuk selalu mencuci tangan menggunakan sabun, terutama setelah menggunakan toilet, setelah membersihkan anak, serta sebelum menangani makanan.

Orangtua wajib mengajari anak dan balita selalu mencuci tangan sebelum makan dan setelah dari kamar kecil. Bila perlu, mintalah si kecil untuk tidak menggunakan alat makan bersama anak lain serta tidak sembarangan jajan di sekolah. Penanganan makanan yang tidak benar juga menjadi penyebab diare. Cuci sayur atau bahan makanan lain dengan air bersih agar tidak terkontaminasi bakteri.

AN

Editor: acandra
Sumber : healthdaynews


.::Artikel Menarik Lainnya::.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar