Senin, 02 November 2009

Beri Anak Takaran Kalsium dan Gula yang Pas

Share Berbagilah kebaikan dengan mensharing artikel ini melalui FB anda.

Vera Farah Bararah
Asupan nutrisi kalsium dan gula yang tepat bagi anak harus diperhatikan orangtua. Jangan sampai porsinya tidak tepat, kebanyakan atau kekurangan karena akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.

Pertumbuhan bayi hingga remaja terjadi sangat cepat. Penting bagi orangtua untuk memperhatikan asupan kalsium dan gula si anak. Asupan kalsium yang tepat sangat diperlukan sebagai tabungan kepadatan tulang agar bisa mencapai puncak kepadatan tulang optimal di usia 25 sampai 30 tahun. Sedangkan gula penting untuk diperhatikan agar anak tidak berisiko menderita obesitas atau diabetes nantinya.

"Kebutuhan kalsium bagi anak usia 6 sampai 12 tahun adalah 800 sampai 1.300 mg/hari sedangkan gula hanya 150 mg/hari atau 10 sampai 20 persen dari jumlah kalori total," ujar Dr dr. Saptawati Bardosono MSc dalam acara Nestle Dancow Coklat Actigo "Apa Ceritamu Hari Ini" di Cilandak, Jakarta, Minggu (1/11/2009).

Kalsium sangat berguna untuk menyusun dan mempertahankan struktur tulang dan gigi, pembekuan darah, transmisi rangsang saraf dan mengatur irama detak jantung. Selain itu asupan kalsium yang cukup bisa mencegah anak terkena osteoporosis saat tua nanti. Kalsium bisa didapatkan dari susu, sayuran berwarna hijau tua dan juga kacang-kacangan.

Diperkirakan terdapat hampir 80 persen anak usia sekolah tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsiumnya. Jika anak kekurangan kalsium akan ditandai dengan bagian tubuh gemetar, saraf menjadi peka, kuku rapuh, insomnia, depresi, jantung berdebar dan juga kram otot betis. Tapi juga jangan berlebihan karena bisa menyebabkan

sulit BAB, nyeri perut, mual, mulut kering, haus dan sering buang air kecil.

"Sebenarnya tidak pernah terjadi kelebihan asupan kalsium dari makanan yang terjadi adalah kelebihan tersebut berasal dari suplemen kalsium," ujar Sekjen Pengurus Pusat Persatuan Dokter Gizi Medik ndonesia ini.

Selain kalsium, asupan gula juga penting untuk diperhatikan. Jika anak sering mengonsumsi makanan yang manis sejak kecil, maka akan membentuk kebiasaan untuk memilih makanan yang manis saat dewasa nanti. Jika terus berlanjut maka bisa memperbesar risiko diabetes dan juga obesitas.

"Sering mengonsumsi gula akan membuat anak menjadi sering kencing, nah akibatnya mineral yang masuk ke tubuh bisa ikut terbuang saat buang air kecil itu," ujar dokter yang akrab disapa Tati ini.

Selain itu, konsumsi gula berlebih bisa menimbulkan efek mengurangi selera makan, meningkatkan keluarnya kalsium melalui urin, menyebabkan karies gigi dan beberapa penyakit. Kadar gula yang tinggi dalam tubuh akan merangsang dikeluarkannya hormon insulin yang berfungsi menurunkan kadar sebagin besar asam amino kecuali asam amino triptofan.

Tati menambahkan triptofan dalam darah akan diubah menjadi serotonin yang dapat masuk ke otak dan mengakibatkan terjadinya keluhan seperti depresi, rasa cemas dan beberapa gangguan perilaku pada anak misalnya menjadi nakal.

detik.com


.::Artikel Menarik Lainnya::.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar