BEKASI, KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masih menemukan adanya jajanan anak di sekolah yang mengandung bahan-bahan tidak aman untuk kesehatan. Tercatat bahwa hampir 40 persen pangan jajanan anak sekolah di seluruh Indonesia mengandung bahan berbahaya seperti boraks, formalin, dan zat pewarna.
Demikian disampaikan oleh Hendri Siswadi, Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat BPOM, disela-sela acara sosialisasi dan promosi Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK), di SMA Negeri 8 Bekasi, Rabu, (23/5/2012).
"Kita tahu ada beberapa sekolah yang menjual makanan yang mengadung boraks, formalin dan zat pewarna. Tapi dengan gencarnya BPOM melakukan sosialisasi dan pengawasan penurunannya sudah cukup signifikan," katanya.
Untuk menjamin makanan yang dikonsumsi aman, Siswadi mengimbau supaya sekolah-sekolah membentengi diri dengan membuat kantin sekolah sehingga anak-anak tidak jajan sembarangan. Tahun ini, lanjut Siswadi, BPOM akan kembali melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah terkait edukasi mengenai pangan berbahaya.
Siswandi menambahkan, sekolah merupakan lembaga yang paling cocok sebagai sarana
sosialisasi dan edukasi karena interaksi di sekolah sangat tinggi dan sasarannya sangat lengkap, yaitu siswa guru dan kepala sekolah. "Nantinya, akan ada sekolah-sekolah yang kami jadikan mitra," ungkapnya.
Ia menjelaskan fokus pengawasan jajanan anak sekolah akan lebih diutamakan pada tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah-sekolah negeri yang terletak dipinggir-pinggir kota. Alasannya anak SD cenderung lebih mudah tertarik dengan makanan yang berwarna-warni dan terlihat cerah yang keamanannya kurang terjamin.
Kompas.com
Ia menjelaskan fokus pengawasan jajanan anak sekolah akan lebih diutamakan pada tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah-sekolah negeri yang terletak dipinggir-pinggir kota. Alasannya anak SD cenderung lebih mudah tertarik dengan makanan yang berwarna-warni dan terlihat cerah yang keamanannya kurang terjamin.
Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar