Rabu, 23 Februari 2011

95% Wanita Orgasme Setelah Dapat Stimulasi Klitoris

Smilie by GreenSmilies.comSmilie by GreenSmilies.com

Bagaimana orgasme yang normal? Berapa lama waktu orgasme wanita? Apakah memalsukan orgasme itu hal biasa? Berbagai pertanyaan tersebut bisa jadi terlintas di kepala Anda. Ingin tahu lebih banyak tentang orgasme? Berikut ini lima faktanya.

1. Lama Orgasme: 13-51 detik
Rata-rata wanita merasakan orgasme selama 13-51 detik. Jika Anda ingin lebih lama, cobalah melakukan olahraga Kegel. "Olahraga itu bisa memperkuat dan memperlama durasi orgasme," ujar penulis buku Brief Encounters: The Women's Guide to Casual Sex, Emily Dubberley. "Fleksibelkan dan buat otot vagina lebih rileks, seperti Anda sedang mencoba menahan buang air kecil," tambahnya.

2. Ada 50% Wanita yang Mengaku Memalsukan Orgasme
"Kenapa wanita merasa perlu memalsukan orgasme mereka karena mereka ingin melindungi perasaan pasangannya," jelas Psikolog Janice Hiller seperti dilansir SavvyMiss.

3. 42% Wanita Mencapai Klimaks Secara Reguler Saat Bercinta
Vibrator bisa membantu wanita mencapai orgasme. Foreplay selama 20 menit juga salah
satu cara agar wanita mencapai klimaks saat berhubungan intim.

4. 95% Wanita Mencapai Klimaks Setelah Mendapat Stimulasi Klitoris
Kenapa stimulasi klitoris efektif? Area klitoris adalah area paling sensitif ketimbang vagina. Jadi saat mendapat stimulasi, bisa membuat wanita lebih bergairah ketimbang penetrasi vagina," jelas Psikolog Seks Dr. Petra Boynton. Sayangnya kebanyakan pasangan hanya memberikan foreplay pada pasangannya sebatas mencium dan menyentuh saja. Oleh karena itu, jika Anda ingin menambah kesempatan mencapai orgasme saat bercinta, pastikan si dia menstimulasi klitoris Anda.

5. Wanita Butuh 20 Menit untuk Mencapai Orgasme
Kalau sudah lebih dari 20 menit Anda belum juga mencapai orgasme, jangan terlalu frustasi. Sebaiknya jangan juga berpura-pura mencapai orgasme.

"Kalau Anda terlalu fokus pada orgasme, Anda kehilangan tujuan seks sebenarnya. Seks seharusnya bagaimana kita menghargai seluruh konsep dari kepuasan seksual," ujar Psikolog Seks Dr David Goldmeier. "Dibanding pria, wanita sebenarnya tidak butuh waktu lama untuk orgasme. Tapi mereka butuh waktu untuk merasa bergairah. Wanita yang sudah mendapatkan itu, bisa merasakan orgasme seketika," jelasnya.

wolipop.com
baca selanjutnya »»

Senin, 21 Februari 2011

Berjalan 10 Ribu Langkah Cegah Risiko Diabetes

Hestianingsih - wolipop

Semakin banyak Anda berjalan kaki, risiko Anda terkena penyakit diabetes akan semakin berkurang. Sebuah studi mengungkapkan, menaikkan jumlah langkah kaki setiap hari bisa menurunkan risiko terkena diabetes.

Dikutip dari Myhealthnewsdaily, penelitian dilakukan selama lima tahun (2000-2005)terhadap pria dan wanita dengan rentang usia dari 18-40 tahun. Mereka diminta menaikkan jumlah langkah kaki setiap harinya dalam lima tahun.

Hasilnya, setelah lima tahun, mereka memiliki indeks massa tubuh yang lebih rendah, rasio lingkar pinggang dan pinggul yang lebih kecil dan sensitifitas insulin yang lebih sensitif dibandingkan tahun pertama saat mereka memulainya.

Menurut para peneliti dari Murdoch Children Research Institute di Australia, salah satu alasan terbesar penurunan risiko diabetes tersebut adalah perubahan berat badan
yang dialami selama lima tahun.

Orang yang sebelumnya jarang berjalan kaki, setelah menaikkan jumlah langkah kakinya sebanyak 10.000 langkah setiap hari selama lima tahun, sensitivitas insulinnya menjadi tiga kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang yang hanya melakukan 3.000 langkah kaki dalam seminggu.

Dari hasil penelitian ditemukan juga bahwa banyak berjalan kaki menurunkan risiko kelebihan berat badan dan obesitas. Untuk menjaga berat badan sehat, wanita berusia 18 - 40 tahun disarankan mengambil 12.000 langkah per hari, sementara wanita di usia 40 - 50 sebaiknya 11.000 langkah per hari. Sedangkan untuk wanita berusia 50 ke atas, harus melangkah sebanyak 10.000 kali.

Langkah kaki sebaiknya dikurangi seiring bertambahnya usia. Wanita dengan usia di atas 60 cukup melangkahkan kakinya sebanyak 8.000 saja.


wolipop.com
baca selanjutnya »»

Kamis, 10 Februari 2011

Kenapa pilih Cloth Diaper, Bagaimana cara kerjanya, dan Apa bedanya dengan popok sekali pakai?



6 Alasan Anda Harus Beralih ke Popok Kain

Kesadaran akan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan membuat banyak orangtua kembali memberikan popok kain untuk bayi mereka. Popok kain memang tidak sepraktis popok sekali buang, namun menyimpan banyak manfaat yang lebih besar. Kulit dan pori-pori bayi sangat rapuh, karena kulit menyerap apa saja yang menempel di sana. Anda tahu kan, mengapa bayi sering mengalami iritasi ketika mengenakan popok sekali buang? Hal ini tidak akan terjadi ketika bila si kecil mengenakan popok kain.
Untuk Anda yang belum yakin mengapa harus beralih menggunakan popok kain, berikut beberapa alasan di antaranya:

Popok kain saat ini sudah jauh lebih praktis. Tidak seperti popok kain jaman kita masih bayi yang hanya berupa lembaran kain putih dengan tali, popok kain saat ini sudah disesuaikan dengan kebutuhan orangtua modern. Anda tak perlu lagi mengkhawatirkan peniti atau tali yang mengikatnya. Anda juga bisa menemukan popok kain dalam berbagai warna dan motif yang lucu.

Lebih nyaman dan sehat untuk bayi. Popok sekali buang mengandung banyak bahan kimia,

Read More baca selanjutnya »»

Rabu, 09 Februari 2011

Pikir Ulang Beli Produk Kemasan Sachet

Tips kurangi sampah



Jika membeli produk seperti shampoo, sabun cuci, pewangi cucian hingga gel rambut, kemasan dan ukuran produk macam apakah yang Anda beli? Jika Anda termasuk pecinta produk kemasan sachet atau kemasan kecil, mungkin sekaranglah waktunya berpikir mempertimbangkan pilihan Anda.

Mengapa demikian? "Coba sekarang pikir kalau setiap ibu-ibu rumah tangga memakai sabun cuci kemasan kecil untuk dipakai sehari, berapa sampah yang terakumulasi dan terbuang?" kata Koordinator Kedai Daur Ulang Pak Salam yang berlokasi di Mampang, Jakarta Selatan, Nursalam saat ditemui Kompas.com akhir pekan lalu.

"Lalu kan sekarang ada keluarga tuh yang kalau beli shampo sachet-an. Itu kalau dalam setiap waktu yang sama ada 10.000 orang yang pakai bersamaan. Kan ada 10.000 plastik sachet. Kalau ditotal dalam sebulan, ada banyak sekali itu," lanjut Nursalam.

Menurut Nursalam, pilihan produk berkemasan sachet perlu dipikir ulang. Masalahnya, dengan bahan plastik sebagai kemasan yang dibuang sekali pakai, dampak lingkungan yang ditimbulkan produk ini sangat besar. Plastik, seperti yang telah diketahui termasuk sampah non degradable.

"Ini bukannya anti produk sachet ya. Kecuali kalau emergency, ya mau bagaimana. Tapi

kalau secara terus menerus, itu akan besar dampaknya," papar Nursalam yang juga aktivis lingkungan di Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Ia telah mengelola kedai daur ulangnya sejak tahun 1995.

Nursalam mengungkapkan, lebih baik membeli produk kemasan besar sekaligus. "Produk kemasan besar itu kan harganya kalau dihitung-hitung juga lebih murah kan. Lalu kalau misalnya beli sabun cuci yang ada wadahnya itu, kan akan mengurangi sampah," katanya.

Hal-hal sepele seperti pemilihan kemasan produk menurut Nursalam perlu diperhatikan agar jumlah sampah bisa dikurangi. Nursalam mengungkapkan, salah satu penyebab menumpuknya sampah adalah karena gaya hidup lingkungan rumah tangga yang kurang ramah lingkungan.

Yunanto Wiji Utomo

baca selanjutnya »»